Connect With Us

Lewati Jembatan Maut di Lebak Demi Capai Ilmu

| Minggu, 22 Januari 2012 | 21:39

Foto Jembatan Gantung Rusak. (tangerangnews / fuad)

BANTEN-Sekitar 160siswa warga Kampung Ciwaru, Desa Sanghiang Tanjung, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, sampai kemarin tidak bisa berbuat apa-apa selain harus melewati maut untuk mendapatkan ilmu.  

Para siswa yang akan sekolah ini terpaksa harus menggelantung selangkah demi selangkah melalui sling jembatan yang tersisa akibat banjir yang terjadi pada Sabtu (14/1) lalu. 

Sisa jembatan ini, dianggap menjadi solusi bagi para siswa, karena dengan cara menggelantung untuk menyeberang ke Kampung Cikirai, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung atau menuju sekolah mereka di SD Negeri Pasir Tanjung dan SMPN yang ada di Kecamatan Rangkasbitung, lebih cepat dibandingkan harus memutar menuju jalan lain dengan waktu yang ditempuh mencapai dua kilo meter.
 
Dengan menggelantung, selain waktu lebih cepat, resiko sepatu dan baju seragam basah basah bisa dihindari, walau pun mereka tanpa sadar maut telah membayangi mereka jika terjatuh.
Tidak hanya bagi anak sekolah, jembatan gantung ini juga sebagai akses bagi warga untuk pergi ke Ibu kota Kabupaten Lebak (Rangkasbitung), Menuju pasar Rangkasbitung untuk menjual hasil pertanian, dan berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga sangat wajar, jembatan gantung ini menjadi akses yang sangat penting bagi penduduk di Kampung Ciwaru, karena jalan ini sebagai sarana penunjang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat dan juga sebagai akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih layak.
Di Kampung Ciwaru, Desa Sanghiang Tanjung, Kecamatan Kalanganyar ini terdapat dua Rukun Tetangga (RT), yaitu RT.01 dan RT. 02  dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 130 atau sebanyak 420 jiwa. Perkampungan mereka, berada diantara perkebunan karet, sehingga akses jalan menuju kampung mereka tidak mungkin bisa di bangun oleh pemerintah daerah.
  
Untuk sementara, masyarakat yang akan menyeberangi Sungai Ciberang dari Kampung Ciwaru menuju Kampung Cikirai atau sebaliknya disediakan oleh warga rakit yang terbuat dari bambu. Rakit bambu ini, akan menjadi penyeberangan sementara, hingga jembatan gantung selesai dibangun oleh pemerintah.

Ketua RT O1 Kampung Ciwaru, Ruhana mengatakan, jembatan yang pertama kali dibangun sejak 1999 ini selalu hancur setiap banjir besar melanda. Setelah pembangunan tahun 1999, jembatan ini pernah rusak diterjang banjir pada 2001. Jembatan ini baru diperbaiki kembali pada 2009 dan kembali hancur pada awal 2012. "Memang banjir sering kali merusak jembatan gantung ini," kata Ruhana.Ruhana berharap, Pemerintah Pusat segera membantu warganya.(FUA)


WISATA
Libur Lebaran 2024, 6 Rekomendasi Wisata Belanja di Kota Tangerang

Libur Lebaran 2024, 6 Rekomendasi Wisata Belanja di Kota Tangerang

Jumat, 12 April 2024 | 06:54

Selama libur Lebaran 2024, Kota Tangerang memiliki berbagai tempat yang masih dapat dikunjungi.

SPORT
Cetak Sejarah, Indonesia Berpeluang Masuk Olimpiade Paris 2024

Cetak Sejarah, Indonesia Berpeluang Masuk Olimpiade Paris 2024

Jumat, 26 April 2024 | 09:21

Tim Nasional (Timnas) Indonesia sukses mencetak sejarah lolos ke semifinal Piala Asia U-23 usai menumbangkan Korea Selatan, yang berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat, 26 April 2024, dini hari.

NASIONAL
Awas Penipuan, Ini Ciri-ciri Petugas Resmi PLN

Awas Penipuan, Ini Ciri-ciri Petugas Resmi PLN

Kamis, 25 April 2024 | 18:19

Tindak kejahatan dengan modus penipuan kian marak terjadi, salah satunya ialah mengaku sebagai petugas PLN.

KAB. TANGERANG
PLN Banten Jaga Keandalan Listrik Selama Raker Kernas 2024 di ICE BSD Tangerang

PLN Banten Jaga Keandalan Listrik Selama Raker Kernas 2024 di ICE BSD Tangerang

Kamis, 25 April 2024 | 09:19

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten memastikan keandalan listrik selama pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Raker Kesnas) di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD),

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill