Connect With Us

Perilaku Orang Indonesia Tak Mau ambil Resiko

| Selasa, 13 Juli 2010 | 18:02

Direktur Pusat Inovasi Kewirausahaan dan Kepemimpinan dan Dosen ITB Dwi Larso. (tangerangnews / dira)

 
 
TANGERANGNEWS-ITB dan Universitas Multimedia Nusantara menyelenggarakan the 2nd Indonesia Internasional Confrence on Innovation Enterpreneurship, and Small Business (IICIES) 2010 di kampus Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Kabupaten Tangerag, kemarin. Dalam acara tersebut berkumpul para periset seluruh Indonesia dan 20 periset luar negeri.
 
Director Center for Innovation Entrepreneurship and Leadership sekaligus dosen di Sekolah Bisnis ITB, Dwi Larso mengatakan, jumlah pebisnis di Indonesia saat ini hanya 300-400 orang. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan ratusan juta penduduk di sini.
 
“Untuk itu, guna mendorong pengembangan enterpreneurship kami menggelar konfrensi. Ini adalah kedua kali, dan akan terus rutin. Sehingga diharapkan menjadi ajang pertemuan ilmiah bagi periset, baik Indonesia maupun luar negeri dalam mendukung kegiatan pengembangan inovasi, kewirausahaan dan bisnis kecil di Indonesia,” tutur Dwi Larso. 
 
 Jumlah pebisnis yang ada saat ini, menurut dia kontribusinya masih rendah. Umumnya yang terjadi di Indonesia, karena prilaku masyarakat yang tidak mau mengambil resiko dalam melangkah untuk berbisnis. Saat ditanya bukankah itu sesuatu yang wajar? Dwi menjawab, itu memang wajar. Tetapi akan menjadi tidak wajar kalau tidak mau ambil resiko. “Umumnya di Indonesia perilakunya tak mau ambil resiko, untuk itu banyak sekali yang mau manjadi pegawai Negeri sipil (PNS). Padahal, dengan gaji PNS tanpa korupsi, seumur hidup gaji mereka akan habis untuk sekali ke Amerika,” tuturnya.
 
Yang terjadi di Indonesia saat ini, umumnya masyarakat jika diberi bantuan modal bingung untuk buka usaha apa. Pemerintah telah meningkatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), tetapi siapa yang melakukan. “ Jadi benar nggak sih dikasih modal bisa jalankan bisnis. Semua kan harus pada orang yang tepat. Sangat sedikit yang mampu,” katanya. 
 
Dari situlah, muncul semangat para para peniliti ini untuk menyatukan berbagai hasil riset ke dalam satu jurnal yang diberi judul Journal Indonesia Internasional Confrence on Innovation Enterpreneurship, and Small (JICIES). “Kami akan menyingkat bahan penelitian itu menjadi jurnal dengan jumlah halaman tidak lebih dari seratus halaman. Dan perlu dijelaskan, semua yang ada di jurnal ini penelitiannya sudah dibuktikan, kalau yang masih belum terbukti tidak akan diikut sertakan di dalam jurnal ini,” tandasnya. (dira)
HIBURAN
Parto Patrio Bakal Dioperasi, Sakit Apa?

Parto Patrio Bakal Dioperasi, Sakit Apa?

Kamis, 25 April 2024 | 12:21

Viral di media sosial sebuah video menunjukkan komedian Parto Patrio dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans.

BISNIS
Kota Tangerang Buka Pintu Jika Apple Investasi di Indonesia 

Kota Tangerang Buka Pintu Jika Apple Investasi di Indonesia 

Rabu, 24 April 2024 | 09:53

Pemerintah pusat tengah menjalankan rencana strategis bersama salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Apple.

OPINI
Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Senin, 15 April 2024 | 12:24

Jagat dunia maya tengah dihebohkan oleh kasus korupsi super besar yang terjadi baru-baru ini, yakni korupsi yang melibatkan suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis, serta Helena Lim sosok yang terkenal sebagai crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK).

NASIONAL
Awas Penipuan, Ini Ciri-ciri Petugas Resmi PLN

Awas Penipuan, Ini Ciri-ciri Petugas Resmi PLN

Kamis, 25 April 2024 | 18:19

Tindak kejahatan dengan modus penipuan kian marak terjadi, salah satunya ialah mengaku sebagai petugas PLN.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill