TANGERANGNEWS.com-Penyebab kematian pengemudi mobil Toyota Fortuner kecelakaan tunggal di depan Ruko Flourite, Jalan Raya Kelapa Gading Utara, Gading Serpong, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Sabtu 16 Oktober 2021 kemarin, masih didalami polisi.
Pasalnya korban berinisial BD tewas usai menabrak gardu parkir di lokasi kejadian. Salah satu cara mencari penyebabnya, yakni dengan memastikan kondisi kesehatan korban, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Kanit Laka Lantas Polres Tangerang Selatan Iptu Nanda Setya Pratama Baso menyatakan bahwa pihaknya kini masih menunggu hasil pemeriksaan medis.
"Apakah korban meninggal dikarenakan faktor penyakit jantung atau yang lain, kita masih tunggu hasil pemeriksaan medis," ujar Nanda kepada TangerangNews.com melalui pesan singkat, Minggu, 17 Oktober 2021.
Baca Juga :
Seperti diketahui, insiden itu terjadi secara tiba-tiba. Tanpa sebab yang pasti, korban kehilangan kendali sehingga mobil yang dikendarainya menabrak gardu parkir dan mobil yang berada di belakangnya.
Seketika usai menabrak, korban menghembuskan nafas terakhirnya dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Nanda memastikan bahwa korban tidak dalam kondisi mabuk. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil dari Visum et Repertum.
"Pada saat kejadian, korban tidak dalam keadaan mabuk ataupun di bawah pengaruh narkotika," tandasnya.
Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.
TODAY TAG
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.
Di tengah perjuangan untuk pulih dari trauma, para korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Kabupaten Tangerang sering kali menghadapi tantangan berat lainnya yakni pengucilan dan perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar
Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.
RECOMENDED
Tangerang News
@tangerangnews
