Dindik Kota Tangerang Setuju Ujian Nasional Diubah
Jumat, 2 Januari 2015 | 17:41
Menanggapi hal tersebut Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang menyambut baik.
Menanggapi hal tersebut Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang menyambut baik.
Pemkot Tangerang mengancam akan memotong gaji pegawai yang tidak hadir saat hari pertama kerja pasca libur Tahun Baru 2015.
"Sudah pada minum jamu belum?," candanya kepada para pegawai di Dinas Pengelola Keuangan, Rabu (31/12).
“Perpindahan kantor akan kami lakukan, seperti Kantor Disdukcapil akan campur dengan Disnaker,,” terangnya.
“Dinas Perhubungan dan Dinas Bangunan jabatannya akan dilelang. Mungkin akan segera diumumkan sesusai pelantikan eselon empat,” ujar Arief.
“Penempatan jabatan sudah sesuai bidangnya dan sudah melalui pembahasan berkali-kali oleh tim Baperjakat. Target kita bagaimana para pegawai ini bisa melayani dengan baik,” jelasnya.
"Iya bener macet banget. Saya habis dari situ. Provinsi lagi ngehabisin anggaran, perbaikan jalan dilaksanakan tanpa koordinasi kepada kami," ujar Arief, Rabu (31/12).
“Laporkan secara resmi ke inspektorat disertai bukti-bukti,” ujarnya melalui pesan singkat kepada wartawan.
“Pekerjaan ini telah dilaksanakan sejak awal tahun, sudah hampir selesai hingga akhir tahun sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan dapat digunakan masyarakat,” tuturnya.
Sebanyak 44 Narapidana Lapas Kelas 1 Pria Tangerang menerima pemotongan masa tahanan atau remisi saat Natal dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkum HAM). Bahkan dua diantaranya langsung dibebaskan.
Pengumuman resmi hasil tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kota Tangerang hingga kini belum jelas. Padahal pelaksanaan tes telah selesai sejak 15 November 2014
Puluhan ibu-ibu warga Kelurahan Gondrong, Petir dan Pinang, Kota Tangerang yang terkena pembebasan lahan proyek turap Kali Angke, menuntut untuk penghitungan ulang harga ganti rugi lahan.
“Dari total 23 suara, Wahyudin unggul satu suara dari Jojo. Sehingga Wahyudin berhak mendapat kepercayaan memimpin Koperasi kami,” ujarnya.
“Bekasi kan industri padat modal, sedangkan di sini padat karya, jadi tidak bisa dibandingkan,” katanya.
“Saya ngikutin aja, kalo itu aturan pemerintah pusat, mau diapain? Kalau itu sudah jadi aturan, kita tinggal melaksanakan di daerah,” ujarnya, Selasa (23/12).
“Miras ini didapat dari berbagai tempat seperti toko kelontong, warung jamu, maupun di rumah warga,” jelasnya.