Rahmat menjelaskan, TPU Gaclong yang memiliki luas sekitar 2 hektare ini sudah ada sejak zaman Jepang menjajah Indonesia.
Namun, asal usul pemilik lahan tidak diketahui. Dulunya, banyak warga Tangerang dari seluruh wilayah menguburkan keluarganya di sini. Namun saat ini hanya digunakan sejumlah warga di Kelurahan Tanah Tinggi dan Buaran Indah.
“Memang dulunya makam ini terkenal angker, karena sepi dan masih sedikit permukiman, tidak ada yang berani lewat sini. Tapi semenjak saja kerja di sini dari 16 tahun yang lalu, tidak pernah ngerasain hal-hal mistis. Saya denger cerita orang saja,” katanya.
Dalam relokasi ini pun, dirinya mengaku tidak mendapat kendala yang berarti. Pembongkaran makam berjalan lancar. “Enggak ada masalah. Lancar-lancar saja,” katanya.
Lahan baru sebagai tempat relokasi memiliki luas sekitar 1400 meter persegi. Lahan tersebut milik warga sekitar yang diganti oleh PT KAI. Nantinya TPU akan dibenahi dengan diberi fasilitas seperti tempat istirahat pengurus makam, mushola, kurung batang, dipagar dan diberi gerbang.