Connect With Us

Ibu Tiga Balita Temui Anaknya di Pondok Pesantren

| Rabu, 3 Februari 2010 | 19:28

Diana ibu yang diduga tega meninggalkan ketiga balitanya, didampingi Kapolres Metro Kota Tangerang Kombes Pol Maruli Simanjuntak (tangerangnews / dira)

 
 
TANGERANGNEWS- Diana ibu empat anak yang sempat meninggalkan tiga anak balitanya di sebuah kontrakan yang beralamat di Jalan Pulo Indah Asri II RT 02/04 No.5 Keluarahan, Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang akhirnya pulang dan menemui ketiga anaknya, di Pondok Pesantren Nurul Huda (Yayasan Darma Indonesia) yang beralamat di Jalan KH Hasyim Ashari No.23 Gang Kancil RT 03/05, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, siang ini.
 
Diana datang didampingi Kapolres Metro Kota Tangerang Kombes Pol Maruli Simanjutak setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan kesehatan atas dirinya. Saat ditanya, Diana mengaku,  tidak ada niat untuk menelantarkan anaknya.
 
Diakui beberapa hari lalu, dia mengunjungi tempat kos temannya di daerah Mangga Besar, Jakarta Barat setelah lelah bekerja. Namun sesampai di rumah temannya tersebut,
Diana mengaku kaki kirinya sakit sehingga tidak bisa pulang. Dirinya mengaku, sudah menyuruh suaminya (Stevanus alias Lery) untuk melihat ketiga anaknya itu, tetapi dia baru tahu kalau suaminya tidak menjalankan titahnya itu.
 
 “Siapa sih yang tega menelantarkan anaknya. Saya benar-benar sakit kok,”kata Diana sambil berlinang air mata dan yang tidak mau mukanya diabadikan oleh wartawan.
 
Diana mengaku , terpaksa meninggalkan anak-anaknya untuk mencari uang kontrakan yang tidak dibayar selama tiga bulan.  Diana datang dan mencari anaknya sekitar pukul 09.30 WIB pagi tadi dengan mengendarai ojek. Saat tiba di rumah kontrakannya, dia langsung menanyakan ketiga anaknya itu kepada Ketua RW setempat. Kemudian polisi menjemputnya untuk dibawa ke Polsek Cipondoh karena dikhawatirkan akan diamuk massa. 
 
Diana mengaku, selama lima tahun berumah tangga dengan Lery dirinya tidak pernah diberi nafkah. Tampak sekali kecerian bercampur sedih ketika pertemuan itu terjadi. Diana sempat memberikan susu kepada anaknya sebelum akhirnya dibawa kembali oleh polisi untuk melanjutkan pemeriksaan.
 
Sedangkan kondisi ketiga balita tampak semakin segar. Hanya saja menurut pengasuh pondok pesantren itu Buchori Aroby ketika baru distitipkan petugas polisi ke pihaknya anak-anak itu masih trauma. “Mereka semalaman tidak bisa tidur dan takut dibawa masuk ke kamar. Sepertinya mereka masih trauma dengan ruang kamar,” katanya.
 
Sementara itu, Kapolres Metro Kota Tangerang Kombes Pol Maruli Simanjuntak mengaku pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap ibu dari tiga balita yang terkurung dikamar kontrakan itu. Menurut pengakuan Diana kepada polisi, dia meninggalkan anaknya pada 30 Januari. Keterangan ini berbeda dengan keterangan tetangga yang menemukannya pada 29 Januari lalu. Tugas polisi saat ini, kata dia, adalah mencari tahu apakah Diana sengaja meninggalkan anaknya atau ada faktor lain. Sebab, menurut pengakuan Diana, kata Maruli, dia memang tulang punggung keluarga.
 
“Sedangkan mengenai pasal yang akan kita jerat, sementara kita melakukan pendekatan sosial kemanusiaan. Setelah itu baru kita berkoordinasi dengan dengan Komnas Perempuan dan Komisi Perlindungan Anak untuk konseling,” tegasnya.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga balita digembok orangtuanya di sebuah kontrakan berukuran 12 x 3 meter selama berhari-hari. Peristiwa itu baru diketahui tetangga setelah ketiga balita itu menangis pada Jumat (20/01) sekitar pukul 04.00 WIB.
 
Ketiganya balita itu adalah  Rafail alias Koko,3, Farel alias Wawa,2 dan Putri Aprilia,9 bulan. Sebenarnya Diana memiliki empat orang anak, tetapi anak pertamanya Samuel,5 tahun dititip keluarganya di Makasar.
 
Diana yang masih berusian 23 tahun menikah lima tahun yang lalu dengan Stevanus alias Lery, 25 tahun. Kehidupan Diana dengan Lery jauh dari mencukupi. Bahkan menurut tetangganya selama tiga bulan, mereka tidak bisa membayar uang kontrakan yang sebulannya Rp300 ribu. Beruntung pemilik kontrakan Marina Gultom berbaik hati hingga keluarga itu tetap diperbolehkan tinggal di sana.(dira)

TEKNO
Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kamis, 25 April 2024 | 14:20

Baru-baru ini kembali mencuat maraknya praktik ilegal RT/RW Net. Sebab, praktik ilegal ini tak hanya merugikan penyelenggara jasa telekomunikasi, juga berdampak negatif bagi konsumen di Indonesia.

KOTA TANGERANG
Peringatan May Day, Ratusan Buruh di Kota Tangerang Ikut Senam dan Bagi-Bagi Doorprize

Peringatan May Day, Ratusan Buruh di Kota Tangerang Ikut Senam dan Bagi-Bagi Doorprize

Rabu, 1 Mei 2024 | 17:01

Dalam rangka Hari Buruh (May Day) yang diperingati 1 Mei, ratusan perwakilan buruh dan serikat pekerja mengikuti kegiatan senam hingga pembagian doorprize di Kota Tangerang.

MANCANEGARA
Wow, Di Negara Ini Memeluk Kucing 4 Jam Sehari Bisa Dibayar Rp162 Juta

Wow, Di Negara Ini Memeluk Kucing 4 Jam Sehari Bisa Dibayar Rp162 Juta

Rabu, 24 April 2024 | 10:33

Perusahaan makanan hewan asal Kanada, ACANA bekerja sama dengan organisasi kesejahteraan hewan Best Friends Animal Society membuka lowongan pekerjaan sebagai kitten cuddler.

KAB. TANGERANG
Pj Bupati Tangerang Sebut May Day Jadi Momen Pererat Hubungan Buruh dan Pengusaha

Pj Bupati Tangerang Sebut May Day Jadi Momen Pererat Hubungan Buruh dan Pengusaha

Kamis, 2 Mei 2024 | 00:50

Penjabat (Pj) Bupati Tangerang Andi Ony menyebut peringatan May Day atau Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024, menjadi momen merekatkan hubungan antara buruh dengan pengusaha, hingga pemerintah.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill