Para aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memberikan pemulihan trauma bagi anak-anak terdampak pembangunan tol JORR II atau Serpong, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Jumat (4/9/2020). (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )
TANGERANGNEWS.com-Para aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memberikan pemulihan trauma bagi anak-anak terdampak pembangunan tol JORR II atau Serpong, Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta di Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Jumat (4/9/2020).
Ketua DPC GMNI Kota Tangerang Dede Hardian mengatakan trauma healing ini diberikan sebagai bentuk dukungan psikologis bagi anak-anak terdampak proyek strategis nasional tersebut.
“Sejak H-1 penggusuran, kami sudah mulai mengawal masyarakat atas dasar panggilan kemanusiaan,” ujarnya.
Trauma healing dipandu oleh para sarinah dari GMNI Kota Tangerang serta perwakilan Duta pendidikan Banten.
Menurut Dede, setelah pemukimannya digusur, anak-anak mengalami traumatis karena menyaksikan aksi aparat yang terlibat gesekan dengan warga.
“Hari ini, kami mengajak anak-anak yang terdampak mentalnya karena kejadian penggusuran kemarin untuk mengikuti kegiatan trauma healing,” katanya.
Sehingga diharapkan melalui kegiatan trauma healing yang akan dirutinkan aktivis GMNI Kota Tangerang ini, dapat mengembalikan keceriaan serta memulihkan mental anak-anak.
“Kami akan melakukan kegiatan ini secara rutin, dan kami akan mengawal kasus ini sampai ke pengadilan dengan bantuan LBHA Trisakti,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 27 bidang tanah di Kampung Baru, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang terdampak proyek Tol JORR II atau Serpong, Kunciran-Bandara Soetta. Sebanyak 22 dari 27 rumah kini telah rata dengan tanah.
Eksekusi pengosongan lahan pada Selasa (1/9/2020) itu sempat diwarnai kericuhan antara petugas gabungan dengan warga.
Warga mempertahankan rumahnya agar tidak digusur, karena uang ganti pembebasan lahan tersebut belum dibayarkan, atau dalam proses konsinyasi. (RAZ/RAC)
Kualitas pendidikan di Indonesia masih diwarnai kesenjangan yang sangat tajam antara wilayah perkotaan dan wilayah pelosok. Sekolah-sekolah di kota besar umumnya memiliki guru berkualifikasi tinggi, fasilitas lengkap, serta dukungan teknologi modern
Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.
""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""