TangerangNews.com

Tragedi Pospol Tangerang, Kapolri Perjelas Siapa Sultan Azianzah

Denny Bagus Irawan | Jumat, 21 Oktober 2016 | 13:10 | Dibaca : 3583


Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (@TangerangNews.com 2016 / Raden Bagus Irawan)


TANGERANGNews.com-Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mejelaskan, Sultan Azianzah memang keluarga Polri. Dua orang kakaknya adalah anggota Polri yang bertugas di Tangerang.  Namun, keluarga menyatakan adiknya ini sering menghilang dari rumah sering main internet di warnet.

“Beberapa waktu lalu dia ada di sebuah pesantren yang ada di Ciamis. Orangtua dan kakaknya mencari di sana. Setelah ketemu, baru didatangi eh dia malah lari. Kemudian dikejar. Dibawa ke Polsek setempat. Namun kemudian setelah dibawa ke rumah,  hilang lagi adiknya ini,” ujarnya.

 Perilaku Sultan Azianzah memang, menurut Tito, banyak berubah setelah dia dari Ciamis.  Menurut Kapolri, hal itu juga sempat menjadi kekhawatiran keluarga. Meski Sultan Azianzah telah meninggal, Kepolisian tetap akan menelusuri jejak Sultan Azianzah belajar merakit bom.

 “Siapa terangksa SA ini. Dia adalah rekrutan pemilik pesantren di Ciamis yang berinisial FA. Pemilik pesantren ini sudah meninggal dunia awal tahun ini,” katanya.

ISIS

“FA merupakan bagian dari jaringan lama, Aljamaah Islamiah, dia beberapa kali membesuk Abu Bakar Baasir di Nusa Kambangan,” terang Kapolri. FA diketahuinya sejak adanya ISIS menjadi lebih pro terhadap ISIS, sehingga kelompok Aljmahah Islamiah terpcecah. “Karena ada yang dukung ISIS ada yang konsisten dengan Alqaedah.  Al qaedah dan ISIS sendiri terpecah,” tuturnya.  

Dia mengatakan, Sultan Azianzah baru direkrut oleh FA selama setahun. Disamping itu, Sultan sering online dengan kelompok ISIS. Tak hanya itu Sultan seraing membuka  website-website yang dimiliki ISIS.

“Ada tiga orang Indonesia di Syiriah yang sangat berpengaruh pada kelompok di Indonesia, yakni Bahrun Naim, Bahruim Syah dan Abu Jal, mereka terus merekrut dengan pola online,” ujarnya.

Sementara kelompok FA ini sebagian ke ISIS, leadingnya adalah JAD pimpinan Maman Abdurahman.  sebagaian tetap pada Alqaedah. “Ideologi FA mengarah mendukung pada ISIS,” terang Kapolri.  

 Kenapa yang disasar adalah Polisi, menurut Kapolri karena mereka memang mentargetkan Polisi. Mereka menganggap Polisi adalah yang menegakan aturan yang membuat mereka tidak bisa bergerak bebas. “Itu biasanya yang menyerang adalah kelompok kafir Harbi.Bagi mereka salah satu target adalah Polisi. Nah ini memang dilemma, kasihan memang anggota yang langsung bersentuhan dengan masyarakat,” tuturnya.