TangerangNews.com

Rano Tolak Konsep Wahidin yang Tiru Negara Komunis Kuba & Korea Utara

Ray | Senin, 6 Februari 2017 | 18:00 | Dibaca : 3828


Rano Tolak Konsep Wahidin yang Tiru Negara komunis Kuba & Korea Utara (@tangerangnews 2017 / Ray)


TANGERANGNews.com-Suhu politik di Banten kian menghangat jelang dilaksanakannya pilkada dalam sepekan kedepan. Kedua pasangan calon terlihat agresif menjajakan program dan rencana kerja  yang akan dilakukan dalam tempo lima tahun yang akan datang.

Rano Karno yang berkunjung ke kediaman Buya Sujana Karis di Lebak (6/2) kembali mengajak warga menjaga kebersamaan dan menghindari adu domba yang dihembuskan oleh sementara kalangan. Ia meminta warga tidak mudah terpancing oleh hasutan yang disebarkan dalam bentuk selebaran gelap berisi kampanye hitam yang disebarkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Secara khusus Rano Karno berjanji akan memberikan perhatian yang lebih kuat pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Khusus di bidang kesehatan, ia akan mendorong keras masyarakat untuk memanfaatkan layanan BPJS yang disediakan pemerintah. Sementara untuk warga yang tak mampu membayar iuran, Rano menjamin alokasi dana khusus yang bersifat afirmatif sambil terus meningkatkan kemampuan masyarakat.

Rano tegas-tegas menolak ajakan sementara pihak yang meminta Banten meniru Korea Utara dan Kuba.
"Untuk apa kita ikut negara komunis? Kita punya Pancasila. Kita negara yang berke-Tuhan-an. Ideologi kita sudah ideal bagi bangsa Indonesia karena Pancasila menegaskan keberpihakannya pada wong cilik. Jangan bermimpi komunisme bisa hidup di sini!" tegas Rano.

Di kesempatan yang sama Embay Mulya Syarief juga mengingatkan warga berhati-hati pada bahaya laten komunis. Embay mengaku terkejut saat Wahidin Halim mengambil contoh Kuba dan Korea Utara sebagai model yang perlu ditiru saat debat kandidat beberapa hari lalu.

"Untuk layanan kesehatan tak perlu meniru cara-cara komunis. Kita punya Islam. Kita punya Pancasila. Itu saja sudah lebih dari cukup. Sebagai aktivis gerakan antikomunis sejak tahun 1966, saya merasa ajakan Pak Wahidin ini cukup membahayakan kita semua sebagai masyarakat yang beragama dan percaya pada keberadaan Allah SW. Janganlah komunisme itu dibawa-bawa ke Indonesia, apa lagi ke Banten," papar Embay.

Dalam debat sepekan yang lalu diketahui Wahidin Halim menjanjikan layanan kesehatan tanpa kelas dengan merujuk pada dua negara komunis Kuba dan Korea Utara. Ajakan ini sontak memicu reaksi negatif dari para ulama Banten yang selama ini tegas menolak komunisme hadir di Banten.

Di hadapan wartawan yang hadir Embay juga meminta warga untuk mengantisipasi praktik money politics yang diperkirakan akan terjadi secara massif. Ia meminta  aparat kepolisian bertindak proaktif menjaga keamanan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.