TangerangNews.com

Tolak Main Futsal, Siswa SMP di Pamulang Dianiaya Teman Sekolah

Yudi Adiyatna | Rabu, 7 Maret 2018 | 16:00 | Dibaca : 3626


Seorang siswa kelas IX SMPN 18 Tangsel berinisial MS,14 tahun, mengalami bullying atau kekerasan di lingkungan sekolahnya. (@TangerangNews / Yudi Adiyatna)


TANGERANGNEWS.com-Aksi bullying di lingkungan sekolah kembali terjadi di Tangsel. Kali ini kejadian memilukan tersebut dialami oleh seorang siswa kelas IX SMPN 18 Tangsel berinisial MS, 14 tahun.

MS menjadi korban bullying oleh sekelompok siswa dari kelas lainnya hingga harus mendapatkan luka parah disekujur tubuhnya.

Aksi kekerasan terhadap MS sendiri terjadi di sekolanya di SMPN 18, Jalan Benda Raya, Pondok Benda, Pamulang, Senin (5/3/2018), sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, ketika jam istirahat sekolah, MS didatangi siswa lainnya yang berjumlah 3 orang dari kelas berbeda dan memaksanya agar ikut mendaftar bertanding Futsal.

"Mereka kelas 3 juga, cuma beda kelas. Terus datang ke kelas dan maksa saya ikut daftar futsal, biasanya yang main harus bayar Rp5 ribu per orang. Saya nggak mau ikut, karena kan lagi fokus buat UTS," kata MS saat menjalani visum di RSUD Tangsel, Rabu (7/3/2018).

#GOOGLE_ADS#

Karena ajakannya ditolak, ketiga siswa itupun lantas terlibat adu mulut dengan MS di dalam kelas. Selanjutnya, MS dibawa keluar kelas kemudian dikeroyok dan dianiaya menggunakan batu.

Kejadian yang berlangsung di dalam sekolah negeri itu pun terjadi tanpa ada rasa takut dari para pelaku. Aksi pengeroyokan itu bahkan disaksikan oleh siswa lainnya. "Persis di luar kelas mereka mengeroyok saya, ada yang pake batu juga," terang MS.

Akibat kekerasan oleh teman sekolahnya itu, MS yang juga seorang anak yatim ini mengalami luka sobek di bagian kepala, luka lebam dibagian wajah dan mata. Bahkan sampai saat ini, MS sesekali masih mengeluarkan darah dari bagian mulut, diduga ada luka dalam yang dialaminya usai penganiayaan.

"Kadang masih keluar darah dari mulutnya. Kalau waktu hari kejadian, baju sekolahnya penuh darah, ibunya sampai nangis-nangis liat kondisi dia, enggak tega dia kan anak yatim, bapaknya sudah meninggal. Bagian kepalanya ada yang sobek, sampai sekarang belum bisa sekolah, karena dia masih sering mual dan pusing,"  ungkap Aloysiah,59, nenek angkat MS yang menemaninya di RSUD Tangsel.(RAZ/HRU)