TangerangNews.com

Supriyadi Tak Mengada-ada, Layanan Kereta Jenazah 3 Kali dia Hubungi

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 25 Agustus 2019 | 16:50 | Dibaca : 80145


Supriyadi, paman Husein, 8 tahun, saat berjalan kaki membawa almarhum untuk dibawa ke rumah duka. (TangerangNews/2019 / Achmad Irfan Fauzi)


TANGERANGNEWS.com—Fenomena sulitnya mendapatkan pelayanan kereta jenazah dialami  Supriyadi, warga Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang pada Jumat (23/8/2019).

Supriyadi mengaku, dirinya tak mengada-ada cerita. Sampai harus menggotong jasad keponakannya, almarhum Husein—korban tenggelam di Sungai Cisadane—karena ditolak menggunakan ambulans Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang.

Supriyadi ditolak petugas karena layanan ambulans Puskesmas tersebut hanya diperuntukkan mengangkut pasien bernyawa, bukan jenazah. 

Peraturan itu termaktub dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia No 143/2001.

BACA JUGA:

Supriyadi mengaku, dirinya memahami dengan peraturan tersebut. Karena ia pernah bekerja di RSUD Kota Tangerang sebagai petugas keamanan. 

“Kalau ambulans puskesmas tanggapannya begitu saya bisa mengerti karena ada aturannya. Terus saya cari solusi lain,” ujarnya saat ditemui TangerangNews di rumah duka, RT 3/5 Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Minggu (25/8/2019).

Screenshot log panggilan call center pelayanan ambulans milik keluarga almarhum Husein.

 

Setelah ditolak, ia direkomendasikan petugas Puskesmas untuk menghubungi pelayanan kereta jenazah milik rumah sakit maupun Pemkot Tangerang.

Nomor kontak yang direkomendasikan itu di antaranya; layanan 112— call center Tangerang Siaga—, 02155771135 (119)— call center ambulans gratis Dinas Kesehatan Kota Tangerang—, dan 0215484544— call center Palang Hitam DKI.

Supriyadi mengatakan, ia sempat menghubungi kontak-kontak tersebut. Saat menghubungi, kata dia, ada yang ditanggapi dan ada yang tidak tersambung.

 Ketika ditanggapi, ia terkendala sinyal telepon selularnya, sehingga layanan kereta jenazah tak kunjung didapat.

#GOOGLE_ADS#

“Tanggapannya begini, ‘ selamat sore bapak. Dengan ambulans gratis Kota Tangerang.’ Terus sinyalnya enggak ada. Dia jawab, ’pak mohon maaf bapak sinyalnya kurang bagus.’ Terus saya lari-lari sambil telepon nyari sinyal,” katanya sambil menirukan cakapannya dengan seorang wanita petugas call center.

“Tiga kali saya telepon diangkat tapi ngomongnya begitu terus. Minta bantu petugas Puskesmas untuk hubungi juga tapi tidak tersambung. Akhirnya kelamaan. Ya, saya gotong keponakan saya,” imbuh Supriyadi.

Ketika menggotong jenazah yang saat itu sudah naik ke jembatan penyeberangan orang (JPO) Cikokol—menuju rumah duka di sebrang puskesmas—tetapi ada warga yang berbaik hati menawarkan mobilnya untuk mengantar mendiang.

“Alhamdulilah ada warga yang menawarkan jasanya,” ucap Supriyadi.

Supriyadi berharap kejadian yang dia alami  tak terulang lagi. Ia memohon seluruh pelayanan kereta jenazah untuk sigap ketika dibutuhkan.

“Kalau bisa pelayanan begitu harus cepat. Harus yang benar-benar tulus dan ikhlas. Jangan sampai terjadi lagi. Cukup keluarga saya saja yang mengalami ini,” ujarnya. 

Saat dikonfirmasi, Plt Kepala UPT Tangerang Live Room, Ian malah bertanya balik kepada TangerangNews.

 “Boleh ditanya siapa yang menerima? Dan apakah tersambung dengan Tangerang Siaga 112 diawal greeting (sambutan)nya?” tuturnya.(DBI/RGI)