TangerangNews.com

Pawai Budaya Bareng Maba, Dosen UMT Pakai Baju Adat

Achmad Irfan Fauzi | Jumat, 30 Agustus 2019 | 13:26 | Dibaca : 1181


Kegiatan pawai budaya yang digelar Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang diikuti para mahasiswa baru dan para dosen serta staf di lingkungan UMT , Jumat (30/8/2019). (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )


TANGERANGNEWS.com—Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar Propesa dan Masta (program pengenalan studi, almamater, dan masa ta'ruf) untuk menyambut mahasiswa baru (Maba) tahun akademik 2019-2020.

Propesa bertemakan "Membumikan Gerakan Intelektual yang Agamis dan Humanis untuk UMT yang Lebih Unggul" ini lebih menarik dibanding tahun-tahun sebelumnya, Jumat (30/8/2019).

#GOOGLE_ADS#

BACA JUGA:

Sebab, kegiatan dikemas dalam Pawai Budaya. Para dosen dan staf di lingkungan UMT pun mengenakan beragam baju adat dari berbagai daerah se-Indonesia.

Mereka kompak berbaju adat sambil berjalan santai bersama para Maba dari Taman Gajah Tunggal menuju lokasi Propesa dan Masta, di GOR Tangerang.

Rektor UMT Ahmad Amarullah mengatakan Propesa dan Masta tahun ini sangat spesial karena masih dalam momentum perayaan hari ulang tahun UMT yang ke-satu dasawarsa.

"Kami secara tulus mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika menyampaikan pesan komitmen dari kampus untuk bagaimanapun merawat keberagaman bangsa ini yang sangat plural," ujarnya kepada TangerangNews.

Amarullah menuturkan, bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan budaya. Perbedaan pun dapat mempersatukan bangsa ini. Sehingga, perbedaan ini harus dijaga demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ini bukan UMT penggagas utamanya, justru Muhammadiyah yang ingin mewujudkan NKRI utuh Berbhineka Tunggal Ika yang sudah ditanamkan founding father kita," kata Amarullah yang mengenakan pakaian adat asal Lampung.

Amarullah menambahkan, Indonesia telah berkomitmen untuk mempertahankan bangsanya. Sehingga, ia berharap tidak ada lagi yang mempertanyakan komitmen ini.

"Jadi, kalau kemudian ada orang-orang yang mempertanyakan soal komitmen kebangsaan orang itu tidak tau sejarah," pungkasnya.(RAZ/RGI)