TangerangNews.com

Di Hadapan Finalis Pendidikan, Danramil Batuceper Paparkan Proxy War

Achmad Irfan Fauzi | Jumat, 17 Januari 2020 | 20:17 | Dibaca : 690


Kegiatan seminar wawasan kebangsaan bagi semi finalis putra-putri pendidikan Banten, di Aeropolis ACP2, Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (17/1/2020). (TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)


 

TANGERANGNEWS.com–Danramil 05/06 Batuceper Mayor Armed Bambang Heriyanto didaulat sebagai pemateri dalam seminar wawasan kebangsaan bagi semi finalis putra-putri pendidikan Banten, Jumat (17/1/2020).

Kegiatan yang digelar di Aeropolis ACP2, Neglasari, Kota Tangerang, bertema "Pemuda zaman now, siap hadapi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berbekal imunitas bangsa". Bambang pun memaparkan materi tentang proxy war atau perang proksi.

Bambang mengatakan persaingan kompetisi global saat ini semakin ketat. Saking kerasnya, kata dia, persaingan antar negara ini berpotensi mengubah kehidupan berbangsa dan bernegara terutama Indonesia. 

"Persaingan global itu karena persoalan perut. Memperebutkan ruang hidup dan sumber kekayaan alam untuk kepentingan rakyat dan bangsanya. Kita harus waspadai ini," ujarnya di hadapan 40 semi finalis putra-putri pendidikan Banten. 

Kegiatan seminar wawasan kebangsaan bagi semi finalis putra-putri pendidikan Banten, di Aeropolis ACP2, Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (17/1/2020).

Ia menyebut saat ini strategi perang antar negara tak lagi menggunakan senjata, tetapi dengan perang proksi. Perang proksi ini berupa konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi langsung, alasannya untuk mengurangi konflik yang berisiko menghasilkan kehancuran fatal hingga berpotensi memecah belah eksistensi bangsa. 

"Jadi, dulu perangnya face to face. Tapi sekarang perang proksi yang polanya tidak terlihat. Tidak tahu siapa dibelakangnya, orangnya siapa, yang bisa dirasakan dampaknya bahwa tahu-tahu narkoba mewabah, aksi terorisme juga ramai," ucapnya.

Menurutnya, sistem pertahanan Indonesia adalah sistem semesta yang tak hanya melibatkan TNI-Polri, tetapi melibatkan seluruh warga negara Indonesia. Maka, kata dia, untuk menghadapi ancaman perang proksi yang kompleks dan dinamis ini, perlu meningkatkan sistem pendidikan Indonesia, terutama menanamkan imunitas bangsa. 

Kegiatan seminar wawasan kebangsaan bagi semi finalis putra-putri pendidikan Banten, di Aeropolis ACP2, Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (17/1/2020).

"Milenial harus punya imunitas bangsa. Dampak proxy war tadi ibaratnya sebagai virus. Kalau sudah masuk, kemudian berkembang bisa merusak seluruh tubuh manusia, maka harus dilawan dengan imun," katanya. 

"Sebetulnya kita sudah punya imunitas sejak bangsa ini berdiri. Imunnya adalah Pancasila. Kalau kita sudah mengamalkan, yakin dan mempraktikan nilainya dalam kehidupan sehari-hari, insyaallah bisa mencegah virus proxy ini," paparnya. 

#GOOGLE_ADS#

Di tempat yang sama, Kapolsek Neglasari Kompol Robinson Manurung menambahkan bahwa pihaknya menyoroti aksi radikalisme dan terorisme yang merupakan fanatisme yang berlebihan. 

"Saya selaku Kapolsek mengimbau para audiens agar tidak mudah terprovokasi pemberitaan bohong, tayangan radikal serta bijak menggunakan medsos," ucapnya. 

Ia juga berpesan kepada para peserta untuk lebih peka dan peduli dengan perkembangan di lingkungan dalam mengantisipasi aksi radikalisme dan terorisme.

"Untuk penanganan terorisme tidak bisa hanya bertumpu TNI-POLRI tapi harus dilakukan bersama-sama oleh semua elemen masyarakat," imbuhnya. 

Sementara itu, Marketing Communication Aeropolis Achmad Syaefuddin menuturkan pihaknya mendukung kehadiran finalis putra-putri pendidikan Banten. 

"Kami sangat support, demi terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia terutama di Kota Tangerang," tuturnya.(RMI/HRU)