TangerangNews.com

Kesejahteraan & Kesehatan Guru Jadi Sorotan PGRI Tangerang

Achmad Irfan Fauzi | Rabu, 29 Januari 2020 | 11:58 | Dibaca : 690


Konferensi PGRI Kota Tangerang dalam kepengurusan masa bakti 2019-2024 di Ruang Al Amanah Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (29/12020). (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )


 

TANGERANGNEWS.com–Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tangerang menggelar konferensi untuk kepengurusan masa bakti 2019-2024 di Ruang Al Amanah Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (29/12020).

Dalam konferensi bertajuk 'Mewujudkan PGRI sebagai organisasi profesi dan perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan abad ke-21' ini, isu kesejahteraan dan kesehatan guru menjadi sorotan. 

Ketua PGRI Kota Tangerang, Jamaludin mengatakan, dalam konferensi ini ada tiga agenda yang dibahas, yakni laporan pertanggungjawaban pengurus lima tahun lalu (termasuk laporan keuangan), penyampaian program lima tahun kedepan dan pemilihan kepengurusan yang baru.

"Kali ini ada 140 peserta yang mengikuti konferensi dan hampir 30 orang yang mengikuti pemilihan pengurus baru yang diambil dari 13 cabang," ujarnya. 

Menurutnya, pemilihan pengurus baru akan mengikuti tata tertib yang berlaku dalam konferensi apakah dilakukan musyawarah untuk mufakat atau votting.

#GOOGLE_ADS#

Jamaludin menyampaikan, jika guru di Kota Tangerang menginginkan kesejahteraan, Pemerintah Kota Tangerang akan mensupport hal tersebut.

"Pak Walikota berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan guru," papar Jamaludin.

#GOOGLE_ADS#

Tidak hanya kesejahteraan guru yang menjadi fokus utama, tapi kesehatan juga menjadi prioritas.

"Sekarang kesehatan dirasakan sangat penting, sehingga kami berusaha untuk menyediakan klinik yang nantinya akan bekerjasama dengan RS. Sari Asih," imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah yang hadir untuk membuka konferensi PGRI Kota Tangerang menerangkan, keberadaan guru menjadi bagian terpenting dalam meningkatkan mutu dan program pendidikan di Kota Tangerang.

"Kita harus mampu menghadapi revolusi industri 4.0, bahkan harus lebih cepat dari itu untuk menciptakan perubahan dalam dunia pendidikan," kata Arief.

Ia juga mengungkapkan, dulu pendidikan hanya sebatas guru dan murid, tapi untuk saat ini, orang tua juga harus terlibat dalam proses belajar mengajar, salah satunya dengan hadirnya e-report.

"Saat ini, orang tua harus benar-benar terlibat dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga para generasi muda ini memiliki karakter yang baik untuk masa depan," pungkasnya.(RAZ/HRU)