TangerangNews.com

Pemerintah Senyap Soal PIK 2, Sekolah Hilang, Jalan Rusak Teriak Keadilan Sosial

Redaksi | Jumat, 8 Mei 2020 | 19:10 | Dibaca : 47897


Salah satu proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Dadap, Kabupaten Tangerang. (@TangerangNews2020 / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yakni reklamasi pantai di Kampung Baru Dadap Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten telah membuat warga yang berada di sekitarnya protes, mulai dari sekolah dasar yang raib, jalan rusak, hingga teriakan emak-emak menuntut keadilan sosial. 

Namun pemerintah daerah, baik itu Pemkab Tangerang, Pemkot Tangerang dan Provinsi Banten hingga pusat senyap. Seakan seperti tutup mata atas apa yang terjadi.  Asda II Pemkab Tangerang Adiyat Nuryasin beberapa waktu lalu saat ditanya terkait sekolah dasar yang hilang di dekat lokasi proyek tersebut enggan menjawab. 

“Saya enggan komentar terkait hal itu, benar-benar sensitif. Segala berkaitan sama itu saya tak bisa jawab. Maaf langsung saja ke Bapak (bupati),” terangnya.

Sementara Pemkot Tangerang tidak ada reaksi sama sekali atas demo yang dilakukan warga Neglasari. Sebelumnya memang truk proyek PIK2 jarang melintasi wilayah Neglasari, lebih sering melintas area Tegal Alur, Jakarta Barat. Namun, karena warga di sana pun mulai protes karena jalan rusak hingga meminta uang kepada sopir disetiap beberapa meter, para sopir diduga akhirnya memilik jalan Marsekal Suryadarma, Neglasari, Kota Tangerang.

#GOOGLE_ADS#

“Kami tidak ingin apa-apa dari pemilik proyek, kami sama sekali kesal saja dengan kondisi jalan yang semakin hari semakin parah karena dilintasi truk bertonase besar,” ujar Abdul Rahman warga Neglasari semari memblokir jalan para sopir truk.

Para sopir truk pun tidak diam, mereka berharap warga yang protes tidak menyalahkan dirinya. Sebab, mereka hanya bekerja saja. “Silahkan ke kantor proyek, temui kepala proyek. Kan jaraknya enggak jauh dari sini,” ujar salah seorang perwakilan sopir truk. 

Namun, warga agak kesal mendengarnya. “Kalau kami ke sana nanti dikira minta jatah, kami tidak begitu. Kami hanya ingin jalan kami bagus lagi, terus jangan pada ngebut. Lagian kalau kami ke sana, bisa-bisa anak-anak saya yatim, premannya banyak gitu,” celetuk warga lainnya.

Jumat 8 Mei 2020, pagi-pagi emak-emak di Pakuhaji, Kabupaten Tangerang menggeruduk salah satu kepala kuli proyek PIK 2. Sebab sebelumnya mereka dijanjikan kompensasi sebesar Rp200 ribu per orang per bulan, sejak awal proyek itu dimulai. “Beginilah kami nasibnya, tidak pernah jelas. Wartawan juga enggak ada yang meliput,” jerit Tono warga sekitar.

#GOOGLE_ADS#

Sementara itu, Lenny M Poluan SH kuasa hukum PT Kukuh Mandiri Lestari menyangkalnya. Menurut dia, proyek tersebut bukanlah reklamasi pantai melainkan tanah darat yang telah diperoleh PT Kukuh Mandiri Lestari secara sah. Dalam surat klarifikasinya kepada TangerangNews.com, Lenny menuliskan.

"Bahwa selain itu, sampai dengan surat ini dibuat PT Kukuh Mandiri Lestari adalah pemilik sah atas bidang-bidang tanah pada proyek PIK 2 dan bidang-bidang tanah tersebut diperoleh secara sah sesuai ketentuan hukum yang berlaku, sehingga PT Kukuh Mandiri Lestari menyangkal secara tegas adanya sekolah yang hilang di dekat proyek PIK 2," tulisnya.

Sedangkan persoalan jalan rusak ditanggapi PT Kukuh Mandiri Lestari, bahwa tidak ada kaitannya dengan PIK 2.

"Nyata-nyata tidak akurat dan/atau kurang jelas letak jalan yang dimaksud dan belum dapat dipastikan apakah kerusakan tersebut semata-mata hanya disebabkan oleh PT Kukuh Mandiri Lestari," tulisnya.(RMI/RAC)