TangerangNews.com

Debat Kandidat, Benyamin Ajak Mantan Sekdanya Nostalgia Pimpin Tangsel

Rachman Deniansyah | Minggu, 22 November 2020 | 22:45 | Dibaca : 1234


Ketiga pasangan calon tahap debat kandidat Pilkada Kota Tangsel. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Tahapan debat kandidat Pilkada Tangerang Selatan berlangsung begitu sengit. Ketiga pasangan calon pun saling berbalas gagasan dan program andalan dalam pencalonannya masing-masing.

Atmosfer semakin memanas saat moderator mulai mengajak ketiga kandidat memasuki sesi tanya jawab antar calon. Pertanyaan demi pertanyaan saling dilemparkan oleh ketiganya kepada setiap rivalnya. 

Namun, hal itu justru meredam saat sesi bertanya diberikan kepada pasangan calon nomor urut 3 Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan kepada pasangan calon nomor urut 1 Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Saat dipersilahkan moderator, Benyamin Davnie justru mengajak rivalnya, Muhamad untuk bernostalgia saat keduanya sama-sama menjadi pejabat di lingkup Pemerintah Kota Tangsel. 

"Pak Muhamad ini kan sebelumnya menjadi Sekda dan Kepala Dinas cukup lama. Kira-kira Pak Muhamad, apa yang sudah kita lakukan dalam kurun waktu selama kita bersama, dan pencapaian-pencapaian prestasi apa yang diraih?," ujar Benyamin bertanya kepada Mantan Sekdanya itu, Minggu (22/11/2020). 

Dalam kesempatan bertanyanya itu, Benyamin juga meminta saran dan gagasan kepada rivalnya itu dapat membangun Tangsel menjadi lebih baik. 

"Mengingat jumlah penduduk kita akan bertambah 3,4 persen pertahun akan menjadi tiga juta jiwa. Dan kita akan berkembang menjadi kota megapolitan nantinya," imbuhnya.

Saat pertanyaan itu dilemparkan, Muhamad mengatakan dirinya teringat ketika dirinya dan Benyamin bersama-sama berjuang membangun Tangsel sejak kota termuda di Provinsi Banten ini belum berdiri. 

#GOOGLE_ADS# 

"Artinya kita sudah memikirkan Tangsel, agar memang betul-betul membutuhkan pelayanan dan kesejahteraan. Artinya Tangsel berada bukan berarti hanya sekedar politik, ataupun mencari APBN ke Tangsel. Tapi betul-betul memang suatu kebutuhan yang memang dirasakan masyarakat Tangsel," jawab Muhamad.

Ia memaparkan mulai sejak Tangsel masih merangkak, berkembang hingga menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia. 

"Untuk itu sekarang barangkali satu anugerah bahwa masyarakat Tangsel sudah bisa memiliki otonomi sendiri. Kalau dulu barangkali saya merasakan bagaimana ketika jadi camat juga merasakan betapa sulit membangun sekolah, betapa sulit membangun namanya rumah sakit, jangankan rumah sakit puskesmas aja barangkali ini sangat luar biasa susahnya," tuturnya. 

Hal itu, kata Muhamad, sangat berbeda dengan kondisi Tangsel saat ini, dimana sudah banyak kemajuan-kemajuan yang dibangun Pemerintah Kota Tangsel dan sudah dinikmati oleh masyarakat.

Meski demikian, Muhamad sadar jika Kota yang akan memasuki usia 12 tahun ini masih butuh sejumlah ide atas kemajuan kota.

"Seperti misalnya sekolah SMP, bagaimana kita lihat setiap tahun ada ribut-ribut. Bahkan sampai demo. Bahkan saya sampai dicaci maki dimarahin oleh ibu-ibu karena anaknya tidak diterima oleh sekolah negeri. Inilah permasalahan yang harus kita juga percahkan," ujar Muhamad.

Selain itu, ia juga menyorot terhadap persoalan pelayanan publik dan sampah yang kini masih menghantui Tangsel.

"Masalah persampahan ini juga hal yang sangat luar biasa. TPA Cipeucang kalau perlu kita jadikan ini sebagai ruang terbuka hijau kembali, sehingga sampah betul-betul bisa kita alihkan dengan teknologi lain dan bisa ramah lingkungan. Dan juga permasalahan pelayanan yang kini masih kurang" pungkasnya. (RAZ/RAC)