TangerangNews.com

Anda Merasa Pria Tampan di Tangerang, Hati-hati ini Cobaan Terberatnya

Redaksi | Senin, 30 November 2020 | 11:37 | Dibaca : 7664


Ilustrasi Pria Tampan sedang dibisiki oleh malaikat dan setan. (Istimewa / Istimewa)


 

TANGERANGNEWS.com-Memiliki wajah tampan tentu dapat menarik perhatian wanita dengan mudah. Namun tentu saja konsekuensinya akan menghadapi godaan syahwat.

 

Seperti kisah Nabi Yusuf, pria paling tampan di dunia yang mendapat cobaam digoda oleh permaisuri raja Mesir, Zulaikha. Jika imannya lemah, bisa saja dia terjatuh dalam zina. Berikut ini ada sejumlah alasan yang menunjukkan cobaan sangat berat jika memilihi wajah tampan.

#GOOGLE_ADS#

1. Tentu saja laki-laki punya ketertarikan pada wanita. Wanita itulah ujian terbesar bagi pria. Sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,

 

“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari, no. 5096 dan Muslim, no. 2740)

 

Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Hajar mengatakan bahwa wanita adalah godaan terbesar bagi para pria dibanding lainnya. (Fath Al-Bari, 9: 138). Hal ini dikuatkan oleh firman Allah Ta’ala,

 

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita.” (QS. Ali Imran: 14)

 

Wanita dalam ayat ini dijadikan bagian dari kecintaan pada syahwat. Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia lainnya. Ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari wanita. (Fath Al-Bari, 9: 138).

 

Lihatlah pula bahwa Bani Israil bisa hancur pula dikarenakan wanita.

 

“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita.” (HR. Muslim, no. 2742).

 

Lengkapnya syahwat dunia terkumpul dalam ayat berikut dan disebutkan wanita lebih dahulu.

#GOOGLE_ADS#

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14).

 

Syaikh As-Sa’di mengatakan, hal-hal yang disebutkan dalam ayat ini adalah syahwat dunia terbesar, yang lainnya hanyalah turunan atau ikutan dari syahwat tersebut. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 117)

 

2. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah seorang pemuda. Tentu memiliki gejolak syahwat yang lebih besar daripada orang yang sudah tua.

 

Jika seorang pemuda belum mampu menikah, untuk menahan syahwatnya disuruh berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu adalah pengekang syahwatnya yang menggelora.” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400). Imam Nawawi rahimahullahmemberikan keterangan, adapun pengertian baa-ah sendiri adalah jima’ (hubungan intim), inilah makna baa-ah secara bahasa. Namun yang dimaksud adalah mampu untuk berjima’ disertai dengan kemampuan memberi nafkah terlebih dahulu. (Syarh Shahih Muslim, 9: 154)

#GOOGLE_ADS#

Di zaman seperti saat ini, kebutuhan untuk menikah bagi para pemuda lebih mendesak lagi karena zaman sudah penuh dengan godaan, lebih-lebih lagi di medsos seperti Facebook dan Youtube.

 

3.  Nabi Yusuf ‘alaihis salam masih bujang, tentu sangat bergelora syahwatnya dan tidak ada tempat pelampiasan seperti yang sudah menikah.

 

Dari Jabir bin ‘Abdillah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah melihat seorang wanita, lalu ia mendatangi istrinya Zainab yang saat itu sedang menyamak kulit miliknya. Lantas beliau menyelasaikan hajatnya (dengan berjima’, hubungan intim), lalu keluar menuju para sahabatnya seraya berkata,

 

“Sesungguhnya wanita datang dalam rupa setan, dan pergi dalam rupa setan. Jika seorang di antara kalian melihat seorang wanita yang menakjubkan (tanpa sengaja), maka hendaknya ia mendatangi (bersetubuh dengan) istrinya, karena hal itu akan menolak sesuatu (berupa syahwat) yang terdapat pada dirinya.” (HR. Muslim, no. 1403). Kalau masih bujang, pada siapa ia melampiaskan syahwatnya. Karenanya cobaan Nabi Yusuf sangat-sangat berat.

 

4. Nabi Yusuf ‘alaihis salam tatkala itu adalah seorang asing (gharib). Beliau berasal dari negeri Palestina yang saat itu cukup jauh dari negeri Mesir tempat istana Zulaikha.

 

Sebagaimana diketahui bahwa berbuat kejahatan di daerah asing adalah lebih mudah daripada berbuat jahat di tempat sendiri. Betapa banyak kita jumpai seorang yang memilih untuk mencuri di luar kota daripada mencuri di kampung halamannya sendiri.

 

Ini karena jika seorang mencuri di kampung halamannya sendiri kemudian ketahuan maka dia akan mempermalukan keluarga dan saudara-saudaranya. Seandainya Nabi Yusuf bermaksiat tatkala itu, maka keluarga dan saudara-saudaranya di kampung halaman tidak akan tahu dan tidak akan ada yang dipermalukan.

 

Pelajaran penting, seorang yang merantau jauh dari keluarga, jauh dari istri, perlu membentengi diri dari syahwat, lebih-lebih syahwat wanita.

 

5. Wanita yang menggoda Yusuf ‘alaihis salam adalah seorang wanita yang cantik jelita.

#GOOGLE_ADS#

Karenanya perlu dijadikan pelajaran bahwa laki-laki harus waspada pada wanita cantik. Wajib bagi pria menjauhi wanita cantik yang tidak halal lebih dari lainnya. Termasuk juga para laki-laki harus waspada melihat gambar dan video wanita semacam itu.

 

6. Zulaikha yang menggoda adalah permaisuri raja (berarti wanita terhormat) dan kaya.

 

Inilah yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara orang yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat kelak,

 

“Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’” (HR. Bukhari, no. 660 dan Muslim, no. 1031)

 

7. Zulaikha adalah majikannya. Tentu perintahnya mesti ditaati oleh Yusuf. Inilah juga yang menunjukkan bahwa godaan pada Nabi Yusuf sangatlah berat.