TangerangNews.com

Tips Mudah Ciri Perusahaan dengan Keuangan Sehat Sebelum Membeli Sahamnya

Tim TangerangNews.com | Selasa, 28 Juni 2022 | 13:18 | Dibaca : 3362


Ilustrasi keuangan. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Investasi menjadi salah satu cara untuk mengamankan masa depan keuangan. Tanpa ilmu dan pengetahuan yang cukup, investasi tidak akan berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil maksimal.

Misalnya investasi saham. Tentu bukan hanya berdasarkan ikut-ikutan saja kamu membeli saham sebuah perusahaan.

Namun perlu melakukan analisa secara teknikal maupun fundamental, seperti membaca laporan keuangan, mencari tahu rekam jejak dan kredibilitas pemilik perusahaan, sampai menganalisa pergerakan harga sahamnya dari waktu ke waktu.

Ini semua dapat dipelajari meskipun kamu seorang investor pemula. Salah satunya mengenai rasio keuangan perusahaan.

Rasio keuangan tersebut dapat menjadi dasar atau pertimbangan kamu dalam berinvestasi. Rasio keuangan adalah sebuah analisis yang menggunakan data laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan.

 #GOOGLE_ADS#

Berikut 4 rasio keuangan yang wajib dipahami investor ketika berinvestasi, seperti dikutip dari laman Pintu:

1. Pertumbuhan pendapatan

Nilai pertama yang perlu diteliti adalah pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan per tahun harus tumbuh dengan baik dalam 3-5 tahun terakhir. Pertumbuhan pendapatan yang bagus adalah rata-rata 5% per tahun dalam 5 tahun terakhir. Investor harus membaca laporan tahunan perusahaan dan industri, atau publikasi di media umum.

Tujuannya untuk mengetahui latar belakang perusahaan dan industri lebih jauh sebelum dapat memperkirakan potensi pendapatannya di tahun-tahun ke depan berdasarkan data yang ada.

2. Net profit margin

Rasio selanjutnya yang harus diteliti adalah net profit margin (NPM) perusahaan tersebut. Net profit margin adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah pendapatan total dikurangi dengan biaya operasional, bunga, pajak, dan dividen saham preferen.

Sebagai panduan pasar, net profit margin 10% dan lebih dianggap sehat. Ingatlah bahwa, bergantung pada industri masing-masing, net profit margin perusahaan yang patut dipertimbangkan dalam berinvestasi sebaiknya di atas 7%.

3. Return on equity

Return on equity (ROE) adalah perbandingan jumlah laba yang dapat dihasilkan perusahaan dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham. Pada dasarnya, rasio ini mengukur profitabilitas perusahaan dengan menunjukkan berapa besar laba yang dihasilkan perusahaan dari modal yang diinvestasikan oleh pemegang sahamnya.

Semakin besar ROE dalam jurnal penutup, semakin baik kinerja yang ditunjukkan oleh perusahaan tersebut. Sebagai panduan, perusahaan dengan rasio ROE di atas 15% dianggap memiliki kinerja yang kuat. Bahasa sederhananya ROE adalah tingkat pengembalian investasi. Setiap keuntungan Rp 1.000, maka menghasilkan untung bersih minimal 15% atau lebih dalam setahun.

ROE adalah indikator paling dasar dari analisis fundamental. Jika ROE-nya bagus, kemungkinan besar yang lain di laporan keuangan juga bagus. Tetapi kalau kurang dari 15%, artinya perusahaan itu tidak menguntungkan. Jadi, untuk apa sahamnya dibeli.

Contoh menghitung ROE:

Laba periode berjalan perusahaan Sido Muncul atau SIDO per 30 September 2020 = Rp 640,8 miliar (9 bulan)

Total ekuitas = Rp 3,3 triliun

Jadikan laba periode berjalan 1 tahun = Rp 854,4 miliar

ROE    = Rp 854,4 miliar : Rp 3,3 triliun x 100

= 25,8%

Artinya setiap investasi Rp 1.000 di SIDO, menghasilkan untung bersih setahun sekitar Rp 250.

4. Utang terhadap Modal

Rasio utang terhadap modal atau debt-to-equity ratio (DER) merupakan perbandingan relatif antara modal pemegang saham dan utang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan membagi kewajiban total perusahaan dengan nilai yang diwakili oleh modal pemegang saham.

Semakin rendah DER, berarti semakin sedikit utang yang ditanggung oleh perusahaan. Para investor sebaiknya mencari perusahaan dengan DER 0,5 berbanding 1 atau kurang. 

5 Ciri Perusahaan dengan Keungan yang Sehat

Selain 4 ratio keuangan yang wajib dipahami investor ketika berinvestasi diatas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah 5 ciri perusahaan dengan keuangan yang sehat berikut ini:

1. Jumlah Saldo Uang Tunai Terus Bertambah

Ciri-ciri keuangan perusahaan yang sehat bisa dilihat dari jumlah saldo perusahaan. Apakah terus bertambah atau malah terus berkurang karena setiap laba yang didapat diputar kembali untuk perkembangan bisnis atau dialokasikan untuk lain hal. Kalau saldo uang tunai terus bertambah, menandakan kondisi keuangan perusahaan sangatlah baik. Tapi kalau berkurang meski untuk berinvestasi, ini bisa masuk dalam kondisi yang kurang sehat.

Mengapa? Karena kalau saldo uang tunai tidak seberapa, maka saat membutuhkan dana mendadak maka saldo uang tunai tersebut tidak akan mencukupi. Pada akhirnya mau tak mau perusahaan harus berhutang untuk menutupi kekurangan biaya yang tentunya pinjaman tersebut disertai dengan bunga yang harus dibayarkan.

2. Memiliki Dana Cadangan yang Mencukupi

Ciri-ciri keuangan perusahaan yang sehat berikutnya adalah perusahaan memiliki dana cadangan yang mencukupi untuk biaya operasional saat darurat. Dana yang bisa digunakan untuk tetap menstabilkan operasional perusahaan kala terjadi sesuatu hal besar terkait masalah keuangan.

Misalnya saja saat ada investor yang menarik kembali dana investasinya dan membatalkan kontrak. Kejadian tersebut tentu juga turut mengacaukan keuangan perusahaan dan saat inilah dana cadangan dibutuhkan untuk menutupi kekurangan biaya dalam perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seperti sedia kala.

3. Rasio Hutang yang Rendah

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan tentunya memiliki hutang. Tapi, kalau rasio hutangnya rendah masuk dalam ciri-ciri keuangan perusahaan yang sehat. Dan sebaliknya, jika rasio hutang perusahaan tinggi maka artinya keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Khusus untuk rasio hutang dengan aset perusahaan maksimalnya adalah 2:1. Untuk rasio hutang dengan ekuitas yang paling ideal tentu serendah-rendahnya.

4. Pengeluaran Kecil dari Pemasukan

Salah satu ciri-ciri keuangan perusahaan yang sehat adalah keuntungannya yang stabil setiap bulannya. Sementara pengeluarannya juga tidak lebih besar dari pemasukan. Karena itu perlu diatur strategi yang matang agar pengeluaran tidak perusahaan tidak besar meski keuntungan terus meningkat. Setidaknya jika keuntungan meningkat 10% maka pengeluaran pun tak lebih dari 10%.

5. Catatan Keuangan yang Bersih dan Jelas

Catatan keuangan jadi hal penting dalam sebuah perusahan karena dari sinilah bisa dilihat laba, kerugian dan peningkatan atau penurunan pendapatan setiap bulannya. Laporan keuangan yang ada dalam perusahaan harus jelas dan bersih yang menunjukkan arus kas yang sesungguhnya. Salah sedikit dalam catatan keuangan maka bisa mengacaukan laporan keuangan perusahaan.

Itulah 5 ciri-ciri keuangan perusahaan yang sehat yang menunjukkan bahwa bisnis berjalan dan berkembang dengan baik sesuai dengan visi perusahaan. Jadi, kalau sebuah perusahaan masih harus berhutang untuk biaya operasi atau keperluan lainnya, artinya perusahaan berada dalam kondisi yang tidak sehat dan perlu segera diperbaiki dengan memangkas beberapa pengeluaran yang bisa diminimalisir dan memanajemen keuangan.