TangerangNews.com

SMAN 2 Luncurkan Bank Sampah Sekolah

Denny Bagus Irawan | Rabu, 13 Maret 2013 | 19:57 | Dibaca : 1673


Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Mathodah. (tangerangnews / dira)


 


TANGERANG-Bagi SMAN 2 Kota Tangsel sampah bukan barang yang harus dijauhi. Tetapi sebaliknya, sampah adalah teman yang bisa menghasilkan uang. Hal ini menyusul dibukanya program bank sampah dan bank sekolah di salah satu SMA terfavorit di Kota Tangsel tersebut.
 
Kepala SMAN 2 Kota Tangsel Neng Nuhrhemah memaparkan, bank sampah dan bank sekolah merupakan bagian dari program membangun karakter entrepreneur dan peduli lingkungan.
 
“Prosedurnya, siswa diminta untuk membawa sampah ke sekolah. Khususnya sampah non organik,” kata Neng, usai melaunching program bank sampah dan bank sekolah, Rabu (13/3).
 
Program membawa sampah ke sekolah, merupakan bagian dari cara membangun karakter siswa yang peduli dengan lingkungan. Harapannya, siswa akan membawa sampah dari lingkungan masing-masing. “Kemudian, program entrepreneurnya adalah membuat bank sekolah. Karena, sampah yang mereka bawa akan dibeli oleh sekolah,” katanya.
 
Kemudian, uang hasil menjual sampah itu, lanjut Neng, akan disimpan di bank sekolah. Siswa, memiliki catatan tabungan sendiri di bank sekolah. Uang hasil menjual sampah itu boleh diambil, atau ditabung.
 
“Bisa diambil seminggu sekali, sebulan, atau setahun. Atau juga akan ditukar dengan barang kebutuhan sekolah sesuai uang yang mereka miliki di bank sekolah,” jelasnya.
 
#GOOGLE_ADS#
 
Dari program itu, kata Neng, diharapakan siswa akan peduli denga lingkungan. Selain itu, juga akan menjadikan siswa menjadi seorang entrepreneur. Karena mereka akan menyadari bahwa untuk mendapatkan uang Rp5 ribu saja, misalnya, harus mengais sampah terlebih dulu.
 
“Ini proses pembelajaran bahwa, untuk mendapatkan uang itu tidak mudah. Harapannya, dari program ini mampu membangun watak mereka. Watak yang tidak hanya peduli dengan lingkungan, tapi juga mampu mencari cara kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai positif,” papar Neng.
 
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel Mathodah yang melauncing bank sampah dan bank sekolah itu mengaku memberi apresiasi terhadap sekolah itu. Program tersebut, kata Mathodah, salah satu hal positif yang pertama kali digalakkan di sekolah. “Ini yang pertama kita lakukan. Setelah diresmikan, nanti juga ada di sekolah lain melakukan hal sama. Ini harapan kita,” katanya.
 
Mathodah juga akan meminta sekolah-sekolah negeri lain mulai dari SMP, SMA, hingga SMK membuka program itu. Yaitu, punya bank sampah dan bank sekolah. Harapannya, kata Mathodah, pembiasaan dari sekolah bisa menular ke masyarakat. “Minimal setelah mereka dewasa menjadi tahu dan mengerti bagaimana mengolah sampah yang baik,” tuturnya.
 
       Sebab, katanya, dalam program ini semua akan dikelola oleh siswa. Mulai dari pengolahan komposnya hingga nanti penerimaan sampah yang berasal dari masing-masing siswa.
 
 “Ke depannya, bisa saja bank sampah ini tidak hanya menerima sampah dari siswa. Tapi juga menerima dari warga. Namun untuk sekarang, orientasinya ke siswa dulu,” terang Mathodah.