TANGSEL-Hingga pertengahn tahun ini, penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2014 Kota Tangsel baru mencapai hingga 40 persen saja. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta untuk mempercepat proses lelang.
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, kinerja SKPD belum memuaskan. Lantaran, serapan APBD belum mencapai 50 persen. "Serapan anggaran di semester pertama ini baru mencapai 38 sampai 40 persen. Jujur saja, angka ini belum memuaskan untuk kami," ungkapnya, Kamis (21/8).
Dikatakan, serapan yang paling kecil terletak pada dua dinas. Yakni, Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) dan Dinas Kesehatan. Kedua dinas tersebut memiliki keterlambatan dalam pelaksanaan lelang. Terlebih keduanya
memiliki PR pengerjaan fisik dan pengadaan barang.
"Tidak hanya di dua dinas itu saja sebenarnya, kendala telat lelang sendiri terjadi hampir di setiap SKPD," katanya.
Menurutnya salah satu faktor keterlambatan proses lelang membutuhkan waktu yang cukup
panjang. Padahal, pihaknya sudah mensiasati keterlambatan ketuk palu APBD 2014 dengan
mengumumkan adanya lelang diawal, sehingga diharapkan mampu mengejar keterlambatan. Namun tetap saja, cara tersebut tidak ampuh mengejar ketertinggalan.
"Makanya, setiap minggu, kami terus lakukan evaluasi besar-besaran. Mengumpulkan kepala
SKPD, untuk mencari cara mengejar ketertinggalan," ujarnya.
Dia memprediksi, hingga pertengahan Desember nanti, Pemkot baru akan beres melakukan pembayaran kepada pihak ketiga atau kontraktor.
Kemudian pada tiga bulan sebelumnya atau September hingga Oktober, pihak ketiga akan melakukan pengerjaan proyek pembangunan fisik. Kemudian pada APBD-P 2014, Pemkot Tangsel akan melakukan penggeseran beberapa anggaran yang sebelumnya tertunda di APBD murni, untuk kemudian dilakukan di APBD-P.
"Kita evaluasi, apa saja rencana di APBD murni bisa digeser ke APBD-P," ujarnya.
Kepala DTKBP Kota Tangsel, Dendy Pryandana menuturkan lambannya proses pembangunan atau penyerapan anggaran dikarenakan proses lelang yang belum selesai. Meski demikian, pihaknya mengaku sudah ada puluhan paket dari ratusan
yang selesai dilelang.
"Ini kan diawali dengan ketuk palu yang telat, maka berujung ke proses lelang yang juga melamban," terangnya.