Connect With Us

Waspada Aritmia pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 7 Maret 2023 | 22:00

Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah dan Konsultan Aritmia Eka Hospital BSD dr Ignatius Yansen Ng, Sp.JP memperagakan cara kerja alat pemasang ring jantung. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Para orang tua harus waspada jika detak jantung anak berdebar sangat cepat secara tiba-tiba, bisa jadi itu gejala aritmia atau gangguan irama jantung.

Aritmia merupakan gangguan yang terjadi pada irama jantung, di mana penderitanya dapat merasakan irama jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah dan Konsultan Aritmia Eka Hospital BSD dr Ignatius Yansen Ng, Sp.JP, menjelaskan pada umumnya, gangguan irama jantung tersebut berupa detak jantung yang lamban, biasanya menyerang pada usia tua.

Detak jantung penderitanya hanya sekitar 30-40 per menit dari yang normal sekitar 60-100 per menit.

Namun, pada usia muda, aritmia yang akan timbul adalah lebih cepat. Sensasi degup jantung yang kencang menjadi ciri khas dalam gangguan irama jantung ini.

"Bahkan pada usia anak, juga berpeluang mengalami aritmia dengan gangguan irama jantung yang cepat bisa mencapai 180 hingga 200 per menit," katanya Selasa 7 Maret 2023.

Yansen menjelaskan dalam kasus yang pernah ia tangani ada pasien berusia 12 tahun dengan denyut jantungnya mencapai 200 per menit.

"Ada lagi usia 14 tahun, tiba-tiba sehabis olahraga di sekolah bertahan di hitungan 180 per menit," tutur Yansen.

Gejala ini pun berdampak pada kehidupan sosial anak. Seperti tidak mau berangkat sekolah, tidak mau beraktifitas seperti berolahraga, atau sekedar bepergian hingga keluar kota. 

Padahal, gangguang irama jantung atau Aritmia yang mereka alami, bukan karena pola makan ataupun pola hidup yang salah. Melainkan adanya faktor genetik yang berpengaruh besar.

"Kelainan bawaan, genetik. Itu ketahuannya dengan EKG, tapi ketika saat di EKG ternyata irama jantungnya normal, maka akan ada tindakan pemeriksaan lanjutan," kata Yansen.

Jadi yang harus diwaspadai adalah, ketika seseorang memiliki riwayat orang tua yang pada usia sebelum 60 tahun sudah terkena serangan atau gangguan jantung, maka resiko akan diturunkan.

Untuk mendeteksi awal, jika di rumah mengalami lemas, pusing seperti keleyengan, hingga berdebar, maka penggunaan smart watch dengan fitur penghitung detak jantung juga sangat membantu mengukur awal.

Sebab Aritmia bisa muncul sesekali dalam sehari, sekali muncul bisa hanya beberapa menit sampai hitungan jam.

"Ada juga pasien yang selama 24 jam itu gangguan irama jantungnya terus menerus," katanya.

Jika sudah begini, maka ada penanganan yang harus dilakukan. Bisa dengan cara kateter ablasi. Tindakan medis ablasi jantung adalah prosedur memperbaiki aritmia yang dilakukan dengan cara membuat jaringan parut di jantung, untuk memblokir sinyal listrik yang tidak teratur dan mengembalikan detak jantung menjadi normal. 

Ablasi jantung yang juga dikenal dengan nama ablasi kateter atau ablasi radiofrekuensi, biasanya menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah tanpa operasi agar lebih mudah dan cepat pemulihannya.

"Ada dua metode, pertama, ablasi frekuensi radio menggunakan energi panas untuk menghilangkan jaringan yang menyebabkan aritmia. Cryoablation dengan menggunakan suhu yang sangat dingin untuk menghancurkan jaringan penyebab aritmia," jelas Yansen.

Lalu, ada pula penanganannya dengan memasang alat super mini yang diberi nama pacemaker. Berfungsi untuk menstimulasi otot jantung untuk mengontrol irama jantung 

Alat yang dipasang di bawah kulit di atas dada kiri, lalu kabel yang tersambung ke dalam jantung. Yang lebih canggih lagi, micra leadless pacemaker, berfungsi sama namun alat super kecil ini langsung di tanam di dalam jantung tanpa adanya kabel.

Jadi, apapun tindakan penangananya, Yansen berharap kesadaran masyarakat untuk sadar akan adanya gangguan irama jantung ini nyata adanya.

Jika sudah dirasa adanya gangguan irama jantung, harap mendatangi klinik atau UGD terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

"Kabar bahagianya, aritmia yang menyebabkan tingkat fatal itu hanya 1 persen. Namun, sekali lagi, jika tidak ditangani dengan benar, maka akan mengganggu kualitas hidup," ujarnya.

BANDARA
Kecelakaan Kerap Terjadi di Jalur Perimeter, Pihak Bandara Soetta Sebut Akibat Human Error

Kecelakaan Kerap Terjadi di Jalur Perimeter, Pihak Bandara Soetta Sebut Akibat Human Error

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:54

TANGERANGNEWS.com-Pihak Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menyebut kecelakaan yang kerap terjadi di Jalur Perimeter disebabkan karena human error atau kelalaian pengendara.

OPINI
Ramadan Bulan Ampunan, Utang Pinjol Malah Bertebaran

Ramadan Bulan Ampunan, Utang Pinjol Malah Bertebaran

Rabu, 20 Maret 2024 | 15:57

Ramadan adalah bulan suci yang identik dengan ampunan dan bulan penuh ketakwaan. Namun, nyatanya hal ini tidak menjadikan pelaku kemaksiatan berkurang. Salah satu kemaksiatan yang semakin marak adalah pinjaman online atau pinjol.

AYO! TANGERANG CERDAS
Terbatas hingga 31 Mei, Simak Syarat dan Cara Daftar Pra PPDB SD 2024 Kota Tangerang

Terbatas hingga 31 Mei, Simak Syarat dan Cara Daftar Pra PPDB SD 2024 Kota Tangerang

Kamis, 28 Maret 2024 | 12:29

Pemerintah Kota Tangerang telah membuka pendaftaran Pra Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun ajaran baru. Tahap ini merupakan bagian dari proses PPDB yang harus diikuti.

BANTEN
Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang Salurkan Santunan kepada 1.000 Anak Yatim di Park Serpong

Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang Salurkan Santunan kepada 1.000 Anak Yatim di Park Serpong

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:22

Sebanyak 1.000 anak yatim yang berada di Kabupaten Tangerang mendapat santunan dari Pemerintah dan DPRD Provinsi Banten, serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill