TANGERANGNEWS.com-Kaum perempuan semakin memantapkan kiprahnya di ruang publik, salah satunya Ita Nurhayati, Komisioner KPU Kabupaten Tangerang Divisi Program dan Data. Ia tercatat sebagai komisioner perempuan pertama di KPU Kabupaten Tangerang setelah sekian waktu didominasi kaum adam.
Dalam perbincangan dengan TangerangNews.com, Senin (3/9/2018), Ita, demikian ia akrab disapa mengisahkan perjalanan hidupnya hingga akhirnya berkiprah sebagai salah satu penyelenggara Pemilu.
"Awalnya saya menjadi PPS (Panitia Pemungutan Suara) di Desa Cireundeu, tempat saya tinggal, itu pengalaman saya di tahun 2012 saat pemilihan Bupati Tangerang," kisahnya.
Usai menjadi PPS, Ita kemudian memantapkan pilihannya untuk terus menjadi penyelenggara Pemilu. Di tahun 2014, ia menjadi Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) di Solear.
Saat itu berlangsung perhelatan demokrasi prosedural Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres).
"Kemudian berlanjut masih sebagai PPK di Tahun 2017 untuk Pemilhan Gubernur Banten dan 2018 untuk Pemilhan Bupati Tangerang," bebernya.
Ita, demikian ia biasa akrab disapa, kemudian mencoba ikut berkontestasi saat ada kesempatan pergantian komisioner KPU Kabupaten Tangerang di tahun 2018 dan dilantik 16 Juni 2018.
"Saat pendaftaran, ada tiga orang perempuan yang mendaftar, kemudian setelah proses seleksi administasi tinggal tersisa dua orang, lalu di 10 besar tinggal saya seorang," bebernya.
Ia pun tak menyangka, karena setelah diumumkan, salah satu nama yang lolos menjadi komisioner KPU Kabupaten Tangerang adalah dirinya.
"Alhamdulilah, saat diumumkan hasilnya, salah satunya saya yang terpilih," imbuhnya.
Ia juga bertutur tidak mengalami kendala ketika harus menjalankan tugasnya saat ini, karena pengalamannya selama lima tahun berkiprah sebagai penyelenggara pemilu, menjadi bekal yang cukup untuknya.
"Pekerjaannya sama saja dengan PPK, hanya bobotnya yang beda. Ya dinikmati saja," katanya.
Ditanya soal dukungan keluarga, ibu dari dua anak ini mengatakan mendapatkan dukungan penuh dari suami maupun anak-anaknya, sehingga tidak ada kendala baginya yang kerap harus banyak kehilangan waktu untuk keluarga.
"Anak-anak juga sudah lumayan besar, mereka paham dengan kegiatan saya, sehingga tidak ada kendala," ujarnya lagi.
Sebagai salah satu punggawa di divisi program dan data pemilih, Ita berharap kesadaran dari masyarakat sebagai pemilih untuk bersikap aktif. Karena, kerap terjadi ada penduduk yang tidak masuk di daftar pemilih namun baru memprotes saat data telah ditetapkan.
"Sebenarnya kita kan sudah bekerja sesuai tahapan, sesuai program. Nah, soal kualitas data pemilih, kita juga butuh dukungan aktif dari masyarakat, sehingga tidak ada mereka yang punya hak pilih tidak masuk dalam data," terangnya.
Untuk Pemilu 2019, ia juga berharap peran aktif masyarakat tersebut, sehingga pemilu dapat terlaksana sebaik-baiknya.
"Peran aktif masyarakat sangat penting untuk pemilu yang berkualitas," tukasnya.(RAZ/HRU)