TANGERANG-Sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Tomagola yang pagi tadi disiram oleh Munarman Juru Bicara Front Pembela Islam dalam acara diskusi di Tv One mengaku, tak akan melaporkan Munarman ke polisi.
Menurutnya, jangankan menyiramkan air, kotoran binatang pun dirinya tak akan melawan. Hal itu menurut dia, sesuai dengan apa yang telah diyakininya sebagai muslim atas apa yang terjadi pada teladan Rasul Alloh.
“Saya tidak akan membalas kekerasan preman, dengan kekerasan yang sama. Kalau saya lawan, sama saja saya juga preman,” ujar Thamrin saat ditemui di Terminal 2F, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Siang tadi yang ingin bertolak ke Lombok.
Meski begitu, dirinya memang sebagai manusia biasa mencoba mengikuti teladan Rasul Alloh.
“Kita memang manusia biasa, barang kali jarang. Tetapi saya mencoba mengikuti. Saya tidak akan membalas, kalau dibalas saya sama saja dengan preman. Saya masih mengedepankan fungsi dari acara dialog yang digelar di TV one . Dalam dalam acara tersebut seluruh aspirasi dari unsur masyarakat dikemukakan. Adu argumen. Bukan adu jotos. Saya tak akan laporkan ke polisi, karena disitu juga ka nada Pak Boy Juru bicara dari Mabes Polri,. Saya ini sudah jadi tabiat dia (Munarman) yang mengeras dan membatu. Memang banyak yang menyarankan saya agar itu dilaporkan, tujuannya biar tahu rasa dia, saya kira tak ada manfaatnya,” ujarnya.
Menurut Thamrin yang menyebabkan Munarman reaktif adalah dia tak suka dengan statemen dirinya.
“Ada tiga yang dia kemukakan dalam diskusi itu. Pertama ancaman polisi akan menindak ormas yang melakukan sweeping, yang itu adalah agenda polisi tahunan. Kemudian dia menyatakan, penyebab polisi melarang sweeping adalah karena pertanyaan wartawan kepada polisi, sehingga polisi menjawab akan menindak. Ketiga, dia bilang aparat Negara tidak pernah hadir saat ada kekerasan, saya bilang betul. Negara banyak membiarkan kekerasan, nah pada saat saya melakukan komentar itu. Dia anggap saya membela yang minoritas,” terangnya.
“Dia pun bilang , saya selalu membuat analisa yg menyudutkan Islam . Saya lalu meminta bukti kalau saya telah membuat analisa ngawur,” jelasnya.
Thamrin mengatakan, kekerasan harus dihentikan dimulai dari rumah tangga, kominitas, sekolah, lembaga legislatif dan lingkungan. “Jangan sampai meniru kekerasan. Itu konyol,” terangnya.
Ditanya soal penyebab kekerasan, menurut Thamrin hal itu biasanya terjadi karena adanya kepincangan ekonomi. “Kemarahan itu berasal dari sana. Dan, kita juga harus hindari dakwah dengan yang keras. Omongan pun adalah kekerasan. Mereka yang berada dalam posisi yang tidak berdaya, akan merasa terancam,” terangnya. (DRA)