TANGERANG-Proyek Grand Design Bandara Soekarno-Hatta yang digadang-gadang sudah bisa beroperasi pada tahun 2015 sepertinya baru sebatas wacana belaka.
Hingga Selasa (5/5), tidak satu pun poin dari megaproyek tersebut sudah terealisasi. Bahkan beberapa proyek terkesan berjalan di tempat dan belum ada progress sama sekali.
Untuk diketahui, Grand Design Bandara Soekarno-Hatta sendiri meliputi lima poin besar, yakni pembangunan stasiun kereta bandara, perluasan Terminal 3 atau T3 Ultimate, pembangunan integrated building, pemugaran Terminal 1 dan Terminal 2, serta pengoperasian automated people mover system (APMS).
Pantauan di lokasi pada Selasa pagi, kondisi pembangunan stasiun kereta bandara dan rel masih belum terlihat kemajuan apapun.
Di lokasi pengerjaan, bentuk fisik stasiun sama sekali belum terlihat, hanya ada galian dan penempatan fondasi stasiun saja. Pengerjaan stasiun sendiri sudah dimulai sejak Oktober 2014 lalu, tepat saat pintu M1 resmi ditutup. Padahal, stasiun bandara sendiri ditargetkan sudah bisa beroperasi pada awal 2016.
Mangkraknya pengerjaan stasiun dan pembangunan rel pun otomatis berdampak pada dua proyek berikutnya, yakni integrated building dan APMS.
Pasalnya, integrated building sendiri merupakan bangunan yang akan terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, Terminal 1, dan Terminal 2 bandara. Sementara itu, APMS yang merupakan trasportasi rel pun juga tidak bisa beroperasi jika rel belum dibangun. APMS sendiri nantinya khusus digunakan untuk mengantar penumpang dari stasiun bandara ke Terminal 3.
Pemugaran besar-besaran Terminal 1 dan Terminal 2 pun hingga kini belum dilakukan. Pemugaran dua terminal ini dinilai perlu dilaksanakan mengingat sama sekali belum ada renovasi besar sejak tahun 1984 lalu.
Hanya pembangunan T3 Ultimate yang sedikit demi sedikit masih menunjukkan kemajuan. Namun, bila dilihat dari target penyelesaian, jelas kondisi sekarang masih sangat jauh dari selesai. Pihak bandara kala itu mengatakan bahwa T3 Ultimate sudah bisa beroperasi pada Agustus 2015.