TANGERANG –PT Angkasa Pura II merancang Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang untuk dijadikan Terminal transit Internasional. Hal itu dikatakan, Presiden Director PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi. Dia mengatakan, selama ini, bandara yang sering dijadikan tempat transit adalah Bandara Kuala Lumpur di Malaysia dan Bandara Changi di Singapura.
"Kami harapkan Terminal 3 Ultimate jadi tempat transit juga seperti di Singapura. Selama ini, Soekarno-Hatta kan jadi end point. Kalau mau ke Australia, biasanya harus ke Singapura dulu, baru ke sana," kata Budi, Rabu (27/1/2016).
Budi memisalkan penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta yang ingin ke Australia harus terbang dulu ke Singapura.
Jika Terminal 3 Ultimate dijadikan terminal transit, maka untuk ke Australia, bisa menghemat waktu kurang lebih sampai empat jam.
"Untuk transit saja bisa sampai satu jam. Jadi, kalau harus ke Singapura, makan waktu sampai lima jam," tutur Budi.
Secara terpisah, Manager Humas PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengungkapkan, tidak ada mekanisme tertentu untuk menjadikan sebuah bandara sebagai tempat transit penerbangan internasional. Hal yang dibutuhkan hanyalah fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai sebagai tempat transit.
Jika sudah ada tempat yang memadai, pihak bandara akan berkomunikasi dengan maskapai penerbangan internasional dan menawarkan agar mau transit di Terminal 3 Ultimate. Tentunya, dari sisi pelayanan, harus punya standar seperti bandara transit lain, guna menarik pihak maskapai.
"Kita bisa pakai beberapa macam tawaran, seperti free landing, diskon atau promosi lainnya, yang penting gimana caranya airline mau transit di sini," ujar Yado.
Terminal 3 Ultimate murni dirancang oleh arsitek asal Indonesia. Sekilas pandang, bangunan berukuran 422.804 meter persegi itu mirip dengan bentuk bangunan Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, yang dicirikan dengan banyaknya kaca sehingga membuatnya terlihat lebih modern.