Minggu, 24 November 2024

20 Bandara AP II Ditarget Pakai PLTS Pada 2025

Pembangkit Listik Tenaga Surya (PLTS).(@TangerangNews / Rangga A Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-PT Angkasa Pura II menargekan seluruh 20 bandara yang dikelolanya telah memiliki Pembangkit Listik Tenaga Surya (PLTS) pada 2025.

Penggunaan PLTS sebagai energi baru terbarukan (EBT) di bandara sejalan dengan kesepakatan antara Airport Council International (ACI) dan seluruh operator bandara di dunia, untuk mendukung program global Net Zero Carbon Emission 2050.

Hal itu dikatakan President Director AP II Muhammad Awaluddin saat menjadi keynote speaker dalam webinar Peran Renewable Energy Dalam Meningkatkan Competitivenes Pada Era Industri 4.0, yang digelar Universitas Sriwijaya pada Sabtu, 12 Februari 2022.

“Bandara menyumbang sekitar 2% emisi karbon dari total pangsa global, sehingga untuk mengurangi emisi karbon tersebut, operator bandara harus berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan hampir di seluruh aspek operasional dan pelayanan," ujarnya.

Sejalan dengan ini, AP II menanamkan semangat kepedulian lingkungan di industri penerbangan nasional melalui pemanfaatan EBT.

Adapun pemanfaatan EBT di lingkungan AP II sangat mendukung implementasi teknologi dalam mewujudkan smart airport, sehingga meningkatkan daya saing (competitiveness) bandara-bandara AP II di era Industry 4.0.

#GOOGLE_ADS#

Menurut Awaluddin, AP II telah memiliki masterplan pengembangan Eco Airport periode 2021 – 2030 yang mendukung visi perusahaan menjadi Smart & Connected Airport.

“Pemanfaatan EBT di bandara AP II akan menggunakan teknologi-teknologi baru, yang bisa diintegrasikan dengan teknologi eksisting,” ungkapnya.

Adapun di dalam masterplan Eco Airport 2021 - 2030, AP II fokus pada pemanfaatan PLTS sebagai energi baru terbarukan.

“Pada Fase Pertama yakni 2021, sudah diimplementasikan pemanfaatan PLTS yang dipasang di atap bangunan di sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp (megawatt peak),” jelasnya.

Kemudian pada Fase Kedua yakni tahun ini direncanakan penggunaan PLTS Atap mencapai EBT 3,78 MWp. Pada Fase Ketiga yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.

#GOOGLE_ADS#

“Pada 2025, ditargetkan seluruh 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp,” ungkap Awaluddin. 

Di dalam pemanfaatan EBT ini, AP II mempersiapkan 3 aspek penting yakni SDM, Proses dan Teknologi. Aspek SDM terkait dengan kompetensi teknik kelistrikan berbasis energi baru terbarukan.

Kemudian Proses terkait prosedur baku dalam pengoperasian energi baru terbarukan yang efektif dan efisien, serta Teknologi terkait dengan penggunaan platform yang tepat guna mengoperasikan energi baru terbarukan. 

Sedangkan terkait penggunaan teknologi kelistrikan, AP II saat ini juga telah membangun sistem yang dinamakan MANTRI (Monitoring System of Airport and Non-Airport Threshold Electrical Infrastructure), guna mengendalikan dan memonitor secara real time penggunaan energi di lingkungan AP II. 

Awaluddin menuturukan penggunaan EBT yang sangat efisien dari sisi biaya akan sangat membantu bandara dalam menghadapi tantangan akibat pandemi COVID-19, karena listrik merupakan salah satu kontributor terbesar biaya operasional di bandara. 

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan transisi ke pemanfaatan EBT memerlukan dukungan seluruh pihak. “Di dalam transisi ini, kerja sama komponen masyarakat sangat penting. Adanya kerja sama dalam hal regulasi, masalah pendanaan, serta teknologi yang juga harus mendukung,” jelasnya. 

Senior EVP Manajemen Risiko PLN Chairani Rachmatullah mengatakan bahwa PLN menargetkan bauran EBT sebesar 23% pada 2025. Di dalam webinar ini juga dinyatakan bahwa EBT adalah sumber energi listrik termurah saat ini.

Tags Bandara Bandara Soekarno-Hatta Berita Bandara Soetta PT Angkasa Pura II