Jumat, 22 November 2024

Peran Banten dalam Pariwisata Jawa Minim

Rano Karno(Istimewa / TangerangNews)

 

TANGERANG-Banten belum mampu menarik banyak wisatawan untuk datang melancong walaupun provinsi ini memiliki Bandara Soekarno-Hatta yang lalu lintasnya terpadat di Pulau Jawa.

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten yang dipublikasikan dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Bank Indonesia Banten menyebutkan sejauh ini wisatawan yang masuk ke provinsi ini hanya 7% dari total pelancong yang datang ke Pulau Jawa.

 

Persentase tersebut mencakup wisatawan domestik maupun mancanegara. Provinsi yang paling banyak dikunjungi tak lain DKI Jakarta 50% diikuti Jawa Timur 17%, Jawa Barat 13%, DI Jogjakarta 8%, dan Jawa Tengah berkisar 5%.

 

Kepala Bank Indonesia Banten Budiharto Setyawan mengatakan pariwisata belum berperan besar dalam perekonomian Banten. Tapi sektor ini berkembang dengan baik dari tahun ke tahun. Hal ini tampak dari pertumbuhannya pada 2013 baru 3,89% (yoy) menjadi 11,8% (yoy) pada tahun lalu.

 

“Selama tahun ini pariwisata juga tumbuh dengan baik di tengah kondisi perekonomian yang tak terlalu kondusif. Tumbuhnya 9,9% pada triwulan ketiga,” katanya dalam paparan KEKR Banten.

 

Budiharto berpendapat semestinya dengan posisi Bandara Soekarno-Hatta di Banten jumlah wisatawan yang masuk ke provinsi ini tidak terlalu tertinggal dibandingkan provinsi lain di Jawa. Apalagi Banten didukung dengan hub antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.

 

Sejak awal tahun ini BPS mencatat ada 1,49 juta wisatawan yang masuk ke Pulau Jawa via Soekarno-Hatta. Ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan empat bandar udara lain, seperti Juanda, Adi Sumarmo, Adi Sucipto, dan Husein Sastranegara.

 

Banten terbilang menarik sebagai destinasi wisata mengingat terdapat lebih dari 500 objek wisata di berbagai penjuru kabupaten dan kotanya. Mayoritas adalah wisata sejarah berjumlah 185 onjek, sedangkan yang lain berupa wisata marina atau pantai ada 85 objek.

 

Secara umum BI Banten mencatat ada 18 kawasan pengembangan wisata di Banten tetapi Cuma delapan yang terbilang sudah berkembang. Mayoritas berlokasi di Kabupaten Pandeglang dan beberapa lainnya berada di Lebak dan Serang.

 

Kawasan pengembangan wisata yang bertumbuh dengan baik ialah wisata religi Banten lama di Kota Serang, Pantai Anyer di Kabupaten Serang, Taman Nasional Ujung Kulon di Kabupaten Pandeglang, dan Pantai Sumur (Pulau Umang di Kabupaten Pandeglang.

 

Selain itu ada pula Pantai Carita yang juga di Pandeglang, Budaya Suku Baduy di Kabupaten Lebak, Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak, terakhir Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung di daerah Kabupaten Pandeglang.

 

Bisnis Penginapan

 

Penginapan seperti hotel menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis di sektor pariwisata. Keterisian kamar hotel di Provinsi Banten selama Oktober tahun ini dibandingkan bulan yang sama pada 2014 meningkat cukup besar sampai 10,38 poin.

 

Badan Pusat Statistik Banten melansir pada Oktober tahun lalu tingkat penghunian kamar (TPK) kamar hotel hanya 45,62% lalu bertumbuh jadi 56% pada bulan yang sama tahun ini.

 

Kepala BPS Banten Syech Suhaimi menjelaskan hampir seluruh segmen hotel TPK-nya meningkat secara year on year (yoy). Hanya hotel bintang tiga yang tingkat okupansinya turun sebesar 0,67 poin (yoy).

 

“TPK hotel bintang [pada Oktober 2015] 52,26% sedangkan bulan yang sama tahun lalu mencapai 52,93%,” ujar Suhaimi.

 

Peningkatan TPK year on year tertinggi dialami hotel bintang dua mencapai 26,77 poin. Segmen ini pada Oktober tahun lalu okupansinya hanya 25,26% sedangkan tahun ini jadi 52,03%.

 

Tertinggi kedua, imbuh Suhaimi, adalah hotel bintang lima dengan TPK pada Oktober tahun ini 64,40%. Angka ini menunjukkan peningkatan 16,82 poin dari 47,58% (yoy).

 

Sementara bintang satu dan bintang empat pertumbuhannya di bawah 10 poin. Segmen bintang satu naik 6,79 poin dari 40,52% menjadi 47,31% (yoy). Adapun bintang empat hanya naik 3,23 poin ke level 59,88% dari 56,65% (yoy).

 

Perkembangan TPK selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi pada Oktober 2015 merupakan level tertinggi bahkan dalam dua tahun belakkangan. BPS mensinyalir kondisi ini terkait dengan adanya liburan tahun baru Islam yang jatuh pada bulan kesepuluh.

 

Suhaimi berpendapat untuk satu bulan berikutnya atau pada November tidak akan mengalami perubahan signifian terhadap Oktober. “Karena banyak kegiatan meeting atau eksibisi dihotel berbintang jelang akhir tahun,” ucapnya.

Tags Polres Tangerang Rano Karno