Jumat, 22 November 2024

Mantan TKI di Banten Banyak yang jadi pengusaha & dosen

Para Mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Banten atau biasa disebut sebagai purna TKI, ternyata banyak yang telah menjadi pengusaha bahkan ada yang menjadi dosen di perguruan tinggi. Hal itu diketahui saat Balai Pelayanan Penempatan dan Perli(@TangerangNews.com 2016 / Raden Bagus Irawan)

TANGERANGNews.com-Para Mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Banten atau biasa disebut sebagai purna TKI, ternyata banyak yang telah menjadi pengusaha bahkan ada yang menjadi dosen di perguruan tinggi  Negeri, yakni salah satunya di Untirta.

 

Hal itu diketahui saat Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Serang  menggelar pameran usaha kecil menengah TKI purna di Mall Metrpolis Town Square, Kota Tangerang, kemarin. Ternyata mereka tidak hanya menjadi pengusaha kecil, tetapi ada juga yang menjadi dosen dengan jangkauan koneksi dalam bisnisnya sangat luas.

 

Dalam pembukaan acara tersebut, selain Kepala BP3TKI Serang, Gatot Hermawan juga Sestama BNP2TKI Hermono dan Deputi Perlindungan BNP2TKI Teguh Hendri Purnomo bahkan Hamidi, Kepala Disnakertrans Provinsi Banten turut hadir.

 

 

“Hari ini kita menggelar pameran produk-produk yang dihasilkan dari para purna TKI yang ada di Banten. Produk ini mulai dari makanan, pakaian, sandal,” ujar Hermono, Sestama BNP2TKI.

Menurutnya, kegiatan serupa juga akan dilakukan di setiap provinsi yang ada di Indonesia. Tujuannya, untuk meningkatkan ekonomi para TKI saat ini yang nantinya dapat menjadi mandiri, tanpa harus pergi kembali menjadi TKI. “Kan ini bagus seperti ini, para TKI malah membuka lapangan kerja, “ ujarnya.

Mereka yang sudah pulang ke tanah air, lalu dilatih berbagai macam keterampilan. “Disesuaikan dengan kesukaan TKI,” katanya.

Selain itu juga, pihaknya menghubungkan para TKI dengan pihak bank yang dapat meminjamkan kreditnya mencapai Rp500 juta. Sementara itu, dr. Nuryati Solapari SH MH mantan TKW di Arab Saudi mengatakan, dirinya bekerja menjadi TKW selama dua tahun, sejak 1998 sampai 2.000.

“Tetapi memang dari awal saya menjadi TKI sudah bertekat. Saya ingin melanjutkan pendidikan. Sebab orangtua saya memang bukan orangtua yang ada,” katanya.

Diakuinya, memang banyak sekali godaan saat menjadi TKI. “Saya kemudian ikut dalam pelatihan, dan memang berguna sekali hingga sampai saat ini,” ujarnya.

Sayangnya dalam acara tersebut, tidak semua TKI mendapatkan kursi yang sama dengan beberapa TKI lain. Kebanyakan dari TKI yang hadir tersebut duduk dilantai meski dengan antusias menonton pembukaan acara tersebut. .

 

Tags Bandara Soekarno-Hatta TKW