TANGERANGNEWS.com-Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa jumlah penduduk usia 15-24 tahun di Indonesia yang tidak sedang sekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan masih sangat tinggi.
Angka ini mencapai lebih dari 16% dari total penduduk Indonesia. Seperti diketahui, Gen Z merupakan kelompok yang lahir antara 1997-2012 dilansir dari CNBC Indonesia.
Pada tahun 2023, BPS mencatat bahwa persentase penduduk muda Indonesia yang tidak terlibat dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan sebesar 22,25%, sedikit menurun dibandingkan dengan 23,22% pada tahun 2022.
Namun, penurunan ini belum cukup signifikan untuk mengatasi masalah produktivitas di kalangan Gen Z.
Tahun 2023, jumlah penduduk muda Indonesia yang berusia 15-24 tahun mencapai 44,47 juta, sekitar 16% dari total penduduk. Dari jumlah ini, lebih dari 10 juta orang tidak terlibat dalam kegiatan yang produktif seperti sekolah, pekerjaan, atau pelatihan.
Ironisnya, Gen Z merupakan generasi yang secara teknis sangat melek huruf dengan tingkat literasi mencapai 99,98%.
Dalam survei tersebut, 34 provinsi di Indonesia menunjukkan tingginya persentase penduduk muda yang tidak produktif, dengan wilayah timur Indonesia menempati posisi tertinggi.
Provinsi Maluku berada di peringkat pertama dengan 35,38% Gen Z yang tidak produktif, diikuti oleh Sulawesi Utara (30,73%) dan Maluku Utara (29,71%). Aceh menempati posisi keempat dengan 29,02%, dan Banten di urutan kelima dengan 28,80%.
Meskipun Banten dan Jawa Barat dekat dengan pusat aktivitas di Jakarta, keduanya masih masuk dalam daftar 10 besar provinsi dengan Gen Z yang kurang produktif.
Di sisi lain, DKI Jakarta yang identik dengan modernitas dan aktivitas tinggi, mencatatkan persentase Gen Z yang tidak produktif sebesar 15,49%, berada di urutan ke-31 dari 34 provinsi.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa perlu ada upaya lebih lanjut untuk melibatkan Gen Z dalam pendidikan, pekerjaan, dan pelatihan agar dapat mengurangi angka ketidakproduktifan di kalangan generasi muda.