TANGERANGNEWS.com- Kesehatan di tempat kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan, terlebih dalam mencegah cedera yang bisa terjadi akibat lingkungan kerja yang tidak ergonomis.
Pasalnya, banyak pekerja sering mengeluhkan berbagai masalah fisik seperti pegal, kelelahan, atau nyeri pada bagian tertentu dari tubuh.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh postur tubuh yang salah, gerakan berulang, atau tekanan fisik yang berlebihan.
Meski demikian, keluhan ini sering dianggap sepele. Padahal, ini bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius.
Oleh karena itu, menjaga posisi tubuh yang ergonomis saat bekerja sangat penting.
Lalu, apa itu ergonomi? Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan elemen dalam sistem kerja.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman, serta meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi risiko cedera dengan penataan peralatan yang tepat.
Berikut adalah lima tips untuk menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja.
1. Sesuaikan Kursi dan Meja Kerja
Pastikan kursi yang digunakan mendukung punggung bagian bawah dan kaki dapat menapak di lantai.
Selain itu, tinggi meja harus disesuaikan agar tangan bisa bekerja dalam posisi yang nyaman tanpa membungkuk atau menekuk berlebihan.
2. Atur Posisi Layar Komputer
Pastikan layar komputer sejajar dengan mata agar kepala dan leher tidak perlu membungkuk atau terangkat terlalu tinggi.
3. Gunakan Peralatan yang Ergonomis
Pilih keyboard, mouse, dan kursi kerja yang dirancang secara ergonomis untuk mengurangi tekanan pada otot dan persendian.
4. Perhatikan Pencahayaan Ruangan
Sesuaikan pencahayaan dengan jenis aktivitas yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi harus dilakukan di area dengan pencahayaan yang cukup terang dan minim dari bayangan.
5. Ambil Istirahat Secara Teratur
Lakukan peregangan atau gerakan setiap 30 menit untuk mengurangi ketegangan otot saat bekerja dalam posisi statis yang lama.
Sementara itu, Dokter Spesialis Okupasi di Bethsaida Hospital Serang dr. Arnold Fernando, Sp.OK, MKK, menjelaskan, sebagian besar penyakit akibat kerja dapat dicegah dengan menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis dan sehat.
"Sebagian besar penyakit akibat kerja bisa dicegah dengan menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis, sehat dan aman," ujarnya.
Menurut dokter Arnold, dengan menjaga postur tubuh yang benar serta menggunakan peralatan ergonomis, risiko cedera dapat diminimalkan dan kenyamanan dalam bekerja dapat meningkat.
Ergonomi yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai keluhan fisik di tempat kerja, seperti:
Sebelum gangguan kesehatan terjadi, sangat penting bagi pemberi kerja dan pekerja untuk menerapkan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk ergonomi, agar penyakit dan kecelakaan kerja bisa dihindari.
Pemeriksaan kesehatan berkala serta identifikasi bahaya potensial di tempat kerja dapat membantu mendeteksi gangguan kesehatan akibat pekerjaan sehingga kondisi tersebut dapat dicegah.
"Pemeriksaan kesehatan berkala pada pekerja dan identifikasi bahaya potensial di tempat kerja yang tepat dapat mendeteksi gangguan kesehatan akibat pekerjaan sehingga kondisi tersebut bisa dicegah agar tidak menjadi lebih berat dan tidak terulang pada pekerja lainnya," jelas dokter Arnold Fernando.
Misalnya saja, Bethsaida Hospital Serang, rumah sakit ini memiliki Klinik Kedokteran Okupasi Kerja dengan fasilitas lengkap untuk menunjang kesehatan kerja.
Selain itu, terdapat layanan konsultasi kesehatan berkala, penegakan diagnosis penyakit akibat kerja, serta penilaian kelaikan untuk kembali bekerja.
Klinik ini juga memberikan solusi untuk penerapan ergonomi di tempat kerja dan pemeriksaan lingkungan kerja.
Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya mengatakan, Bethsaida Hospital Serang berkomitmen untuk menjadi mitra terbaik dalam menjaga kesehatan kerja dan mencegah cedera di lingkungan profesional.
"Klinik Kedokteran Okupasi Kerja di Bethsaida Hospital Serang memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kesehatan kerja termasuk konsultasi kesehatan berkala dan khusus, penegakan diagnosis penyakit akibat kerja, penilaian kecacatan kerja, penilaian kelaikan untuk kembali bekerja, hingga konsultasi terkait penerapan ergonomi di tempat dan juga pemeriksaan lingkungan kerja," katanya.