Sabtu, 15 Maret 2025

Masih Jadi Momok Menakutkan Bagi Wanita, Ini Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks 

Ilustrasi kanker serviks.(@TangerangNews / Istimewa )

TANGERANGNEWS.com- Kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi ancaman serius bagi wanita di Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2022, penyakit ini menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker paling umum yang menyerang wanita dengan jumlah kasus mencapai 36.964. Angka ini diperkirakan terus meningkat jika tidak dilakukan langkah pencegahan dan deteksi sejak dini.  

Dokter Spesialis Kandungan di Bethsaida Hospital Serang dr. Agustinus Darmawan, Sp.OG menjelaskan, infeksi Human Papillomavirus atau HPV menjadi penyebab utama kanker serviks. Meski demikian, tidak semua infeksi HPV berkembang menjadi kanker.  

"Faktor risiko lain seperti merokok, sistem imun yang lemah, aktivitas seksual terlalu dini, dan aktivitas seksual yang tidak aman juga dapat meningkatkan risiko," jelasnya.  

Infeksi HPV menyebabkan perubahan pada sel-sel di leher rahim. Jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, sel abnormal ini dapat berkembang menjadi kanker dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun.  

Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, seiring dengan perkembangannya, beberapa tanda yang bisa muncul antara lain pendarahan yang tidak normal setelah berhubungan intim, perdarahan di luar siklus menstruasi, keputihan yang berlangsung lama dengan bau tidak biasa, nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, hingga anemia kronis.  

Kanker serviks memiliki beberapa tahapan, mulai dari stadium satu yang masih terbatas di leher rahim hingga stadium empat ketika kanker sudah menyebar ke organ lain. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah penting untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap yang lebih serius.  

Salah satu metode deteksi dini yang saat ini dianggap paling akurat adalah HPV DNA Test. Tes ini mampu mendeteksi keberadaan DNA virus HPV dalam sel serviks bahkan sebelum terjadi perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker.  

"HPV DNA Test memiliki sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18 yang paling berisiko menyebabkan kanker," ujar dr. Agustinus.  

Berbeda dengan Pap smear yang hanya mendeteksi perubahan sel, HPV DNA Test dapat memberikan informasi lebih dini mengenai risiko kanker serviks. Tes ini direkomendasikan bagi wanita berusia 30 tahun ke atas atau mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.  

Jika terdeteksi sejak dini, kanker serviks dapat ditangani dengan berbagai metode seperti operasi, radioterapi, atau kemoterapi, tergantung pada stadium penyakitnya.  

"Semakin dini kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh," tambah dr. Agustinus.  

Selain deteksi dini, langkah pencegahan juga memiliki peran yang sangat penting. Vaksinasi HPV bisa memberikan perlindungan terhadap virus penyebab kanker serviks. 

Wanita juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti Pap smear atau HPV DNA Test setidaknya setahun sekali untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi lebih awal.  

Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya menegaskan, rumah sakitnya berkomitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi wanita, khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi.  

"Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik dengan fasilitas modern dan tenaga medis yang kompeten. Klinik Kebidanan dan Kandungan kami siap mendukung kesehatan wanita, termasuk deteksi dini kanker serviks," tuturnya.  

Tags Berita Kesehatan Bethsaida Hospital Kanker Serviks Kesehatan Tangerang Pejuang Kanker Tips Kesehatan