TANGERANG-Summarecon Mal Serpong Tahap 2 secara resmi dibuka. Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johanes Mardzuki mengatakan masyarakat di Tangerang masih sangat butuh mal. “Untuk itu kami masih perlu menambah. Karena jumlah yang ada belum memadai dibandingkan jumlah penduduk yang ada," ucapnya, Kamis (27/10).
Menurut Johanes, jumlah mal di Tangerang raya ini masih kurang. Karena itu jika ditambah tidak akan berdampak negatif. "Yang penting konsep malnya betul, maka jumlah pengunjung pasti banyak," ujarnya, saat acara peresmian Summarecon Mal Serpong (SMS) tahap 2, Kamis (27/10).
Saat ini mal yang ada di Tangerang raya, kata Johanes, kurang dari 10 unit. Yakni di SMS (Kabupaten Tangerang), Living World (Kota Tangsel), Mal Alam Sutera (Kota Tangerang), Tangcity (Kota Tangerang), dan ITC BSD (Kota Tangsel). Sementara luas wilayah Tangerang raya cukup luas, dengan sekitar empat juta penduduk.
"Karena mal di sini belum banyak, makanya kami membangun lagi SMS tahap 2. Sebab kebutuhannya terus meningkat," ucapnya.
Menurut Johanes, SMS tahap 1 seluas sekitar 50.000 m2, tiap tahun dikunjungi sekitar 9,5 juta orang/tahun. Karena itu perlu diperluas dengan SMS tahap 2 seluas 60.000 m2.
"Kami proyeksi untuk tahun pertama jumlah pengunjung meningkat menjadi 15 juta orang/tahun. Tapi tahun-tahun berikutnya kami targetkan meningkat dua kali lipat," ucapnya.
Ditambahkan oleh Soegianto Nagaria, Direktur PT Summarecon Agung Tbk, melihat potensi yang besar, maka pihaknya tidak ragu untuk menginvestasi Rp 350 miliar, membangun SMS tahap 2. "Pasti ramai mal ini. Jumlah warga di Gading Serpong saja sudah sekitar 12.000 KK, belum lagi warga di Jakarta yang datang," ucapnya.
Untuk menarik minat masyarakat datang ke SMS, kata Soegianto, harus memiliki konsep yang jelas. Seperti SMS mengadopsi konsep mal keluarga. "Kami utamakan sajian makanan. Karenanya jumlah tenant makanan diperbanyak," ujarnya.
Bondan Winarno , penikmat makanan yang ikut membuka SMS kedua itu setuju dengan konsep yang dibanbgun SMS. "Wisata kuliner sekarang ini menjadi traffic builder yang laur biasa. Karena melalui wisata kuliner, bisa menarik orang untuk berkunjung dan makan," ucapnya.
Karena itu dalam menjual konsep tadi, kata Bondan, harus diperhatikan oleh pengembang. "Penyajian makanan tidak sekadar enak. Tapi juga harus memberikan dining experience, yang tidak mudah dilupakan. Karena itu, biarpun makanannya biasa saja, tapi tempatnya nyaman, maka bisa menarik masyarakat untuk datang," ucapnya. (RAZ)
Tags