TANGERANGNEWS.com-Untuk pertama kalinya, JF3 menyambut hangat kolaborasi dengan ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS) yang mengirimkan tiga desainer berbakat guna memukau pecinta mode tanah air.
Tiga desainer tersebut merupakan perwakilan dari tiga negara sahabat yakni Singapura, Vietnam dan Filipina. Mereka mempresentasikan total 60 koleksi streetwear eksklusif mereka di JF3 Fashion Festival 2024, Summarecon Mall Serpong (SMS), Tangerang, pada Sabtu 3 Agustus 2024.
Terry Yeo dari Singapura yang akan menampilkan 20 busana dalam koleksi bertajuk "Semula". Koleksi ini mengedepankan konsep keberlanjutan dalam ramah lingkungan serta melambangkan peremajaan, penyegaran, dan kembali ke asal.
"Nama koleksi ini juga diambil dari nama perusahaan startup sosial asal Singapura, Semula Asia, yang meremajakan limbah plastik menjadi bahan bermanfaat untuk menggantikan batu bata dan kayu," katanya saat konferensi pers.
Motif kain “Semula” dikreasikan dari motif produk daur ulang Semula Asia, seperti bangku dan meja. Setiap helai diproduksi melalui proses berkelanjutan yang inovatif, seperti pencetakan dan pemutaran plastik lunak yang terbuat dari botol susu plastik bekas (plastik HDPE tipe 2).
Hasilnya, motif kain yang elegan menyerupai corak marmer, memancarkan keanggunan sambil berkontribusi pada pengurangan limbah.
"Selain itu, beberapa detail pakaian juga terbuat dari plastik HDPE daur ulang. Setiap 60 sentimeter kain terbuat dari 55 botol plastik bekas," ujar Terry.
Selanjutnya, desainer asal Vietnam, Rita Đzung, mempersembahkan 20 busana yang mengawinkan sentuhan tradisional Vietnam dengan konsep streetwear.
Dengan pendekatan unik dalam menggali inspirasi, Rita sering bepergian dan berinteraksi dengan warga setempat.
Dalam eksplorasi kreatifnya ke kota-kota seni dan sejarah seperti Hue dan Hoi An, ia terpesona oleh budaya tradisional negaranya, termasuk busana áo dài, yếm tứ thân, dan lukisan Đông Hồ, sembari mengagumi kehidupan urban kota-kota tersebut.
"Koleksi terbaru ini akan memperkenalkan keindahan budaya tradisional Vietnam ke dalam 20 busana streetwear yang stylish, menggunakan bahan seperti sutra, kain sintetis, dan kain bertekstur 3D untuk menghadirkan nuansa mewah, segar, dan nyaman," jelasnya.
Terakhir, Dave Ocampo, desainer asal Filipina, membawakan 20 busana bertajuk “Saranggola” yang terinspirasi dari keindahan dan corak layang-layang, menampilkan sentuhan eksotis dan elegan dalam setiap karya busana siap-pakai rancangannya.
Koleksi ini mengimajinasikan layang-layang penuh warna yang terbang bebas, menghasilkan rancangan yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga memungkinkan kebebasan bergerak bagi pemakainya.
Chairman JF3, Soegianto Nagaria menyatakan JF3 bukan hanya sebuah acara, melainkan sebuah ekosistem yang telah matang dan lengkap untuk mendukung para pelaku industri mode.
Selain menguatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, kerjasama internasional juga semakin bertambah dengan kolaborasi bersama desainer dan pakar fashion dari Prancis, asosiasi WSN sebagai penyelenggara Paris Trade Show, serta desainer dari Asia Tenggara AFDS.
"Dengan begitu, kami berharap kedepannya JF3 dapat bekerjasama dengan lebih banyak pihak lagi. Dengan demikian hubungan internasional itu baru bisa terwujud secara nyata," katanya.
Thresia Mareta, Advisor JF3 menambahkan, para pelaku industri ini sebenarnya selalu memiliki keinginan untuk mengembangkan pasar mereka seluas-luasnya hingga ke pasar global.
Ia ingin melalui JF3 inilah keinginan tersebut bisa tercapai. Karena selama ini saya belum melihat ada yang bisa mengakomodir hal tersebut secara nyata.
"Dengan kerjasama internasional yang sudah terjalin di JF3, saya berharap untuk dapat melanjutkan kerjasama ini dengan lebih banyak pihak lagi sehingga hubungan internasional yang kita cita-citakan bisa terwujud dan membuka pintu untuk perkembangan industri mode Indonesia secara luas," tambahnya.
Hayden Ng, Pendiri AFDS menyatakan AFDS dan JF3 dipersatukan oleh komitmen bersama untuk mendorong inovasi mode dan pengembangan bisnis.
Kolaborasi ini bertujuan untuk menggerakkan perubahan transformatif dalam industri, dengan AFDS menekankan kekayaan budaya negara-negara ASEAN melalui mode.
"Sementara JF3 mendukung pertumbuhan industri mode Indonesia, dengan menciptakan peluang berharga bagi desainer dan merek untuk terhubung dengan potensi bisnis," paparnya.
Bersama-sama, AFDS dan JF3 berdedikasi pada keberlanjutan dalam dunia fashion. Kemitraan ini menyoroti upaya berkelanjutan dari kedua organisasi untuk mengangkat industri mode ke tingkat yang lebih tinggi, sebuah komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi.
"Kami berharap kolaborasi yang sukses di JF3 Fashion Festival 2024, merayakan bakat mode yang beragam dan dinamis dari ASEAN," katanya.