TANGERANG– Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang Untung Suryadi mengungkapkan keberhasilan Aetra berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam menjalankan program kerjasama pemerintah dan swasta utuk pengadaan air minum (KPS Air minum).
Hal itu diungkapkan karena Aetra dianggap satu-satunya program KPS yang berhasil di Indonesia. Untung memaparkan, pola kerjasama yang dibangun antara Aetra dengan Pemkab Tangerang adalah pola bangun guna serah atau yang lazim disebut
Built Operate Transfer (BOT).
Aetra memenangkan proses tender pengadaan air bersih di Kabupaten Tangerang pada 2007. Itu adalah masa ketika wilayah tersebut masih menghadapi kejadian luar biasa (KLB), yaitu diare yang menyebabkan 13 jiwa meninggal.
Dalam kontrak kerjasama yang ditandatangani pada 4 Agustus 2008, Aetra memperoleh masa konsesi selama 25 tahun, terhitung sejak 2009 hingga 2034. AAT mendapat mandat untuk mendistribusikan air bersih di delapan wilayah kecamatan dengan akapasitas 900 Liter/detik.
“Kedelapan kecamatan itu meliputi Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja, Jayanti, Sepatan Timur, Sukamulya, Sindang Jaya,” ujarnya saat didapuk sebagai pembicara
Regional Government Conference Forum (RGCF) pada
Indonesia Infrastructure Week 2014 di Jakarta Convention Center di Jakarta, Kamis (6/11).
Proyeksi jumlah pelanggan untuk delapan kecamatan tersebut mencakup 72.000 pelanggan rumah tangga dan serta 560 pelanggan industri. ”Alhamdulillah, dari target 72.000 pelanggan yang harus terlayani di akhir masa konsesi, yaitu tahun 2034, saat ini Aetra telah melayani lebih kurang 36.000 pelanggan. Artinya, dari rasio target area pelayanan di tahun ke-5 sebesar 5 persen, saat ini Aetra pada tahun ke-3 (2014) sudah mampu mencapai ratio area pelayanan sebesar 21,4 persen,” papar Untung
Di sisi lain, dia menambahkan, Aatra juga telah berhasil menjaga tingkat kebocoran rata-rata di angka 5 persen. Bahkan, pernah tercapai di angka 3 persen. Ini adalah angka
non revenue water (NRW) atau kebocoran terkecil di Asia Tenggara, bahkan di Asia Pasifik. Kecilnya prosentase NRW ini berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dalam bentuk
royalty yang akan dibayarkan oleh penerima konsesi ke Pemerintah Kabupaten.
Untung mengaku, bangga karena telah diberikan kesempatan untuk membantu Pemkab Tangerang dalam menjalankan amanat untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Dia pun berjanji untuk terus mengupayakan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat dalam hal kemudahan mendapatkan air bersih di rumah-rumah mereka.
”Termasuk pula memenuhi kebutuhan industri, yang hingga kini masih mengkonsumsi air tanah untuk kegiatan mereka. Karena, tidak hanya terkait kualitas, upaya mengkonsumsi air tanah secara besar-besaran juga berisiko terhadap tingkat stabilitas tanah yang selalu saja mengalami penurunan,” ungkap Untung.
Bicara tentang ke depan, Untung menambahkan, pihaknya akan terus menjalankan komitmen untuk melakukan peningkatan pelayanan kepada konsumen, sebagai bentuk kepatuhan Aetra menjalani konsesi.
Pada 2015 mendatang, Untung menargetkan Aetra mampu melayani 70 persen dari target 72.000 pelanggan. Di sisi lain, Aatra juga akan tetap menjalankan tanggung jawab untuk melakukan pendampingan pelanggan, termasuk kepada masyarakat Kabupaten Tangerang yang belum terlayani melalui program tanggung jawab perusahaan atau
corporate social responsibility (CSR).
Hingga Oktober 2014, Aetra telah melani sebanyak 39,688 sambungan rumah tangga atau sekitar 198,440 jiwa, 7.000 sambungan air curah atau sekitar 35.000 jiwa. Jika ditotal, sambungan rumah tangga dan air curah Aetra telah melayani sekitar 233,440 jiwa, atau 25,6 persen penduduk di wilayah konsesi yang setara dengan atau 7,8 persen penduduk Kabupaten Tangerang.
”Untuk pelanggan industri, hingga kini Aetra telah berhasil memfasilitas sebanyak 278 sambungan,” pungkas Untung.