TANGERANGNEWS.com-Kabupaten Tangerang yang dijuluki kota seribu industri menampilkan produk topi bambu dalam Pekan Inovasi Desa dan Kelurahan (PinDesKel) tahun 2018, di acara Temu Karya Nasional dan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional ke XX di Bali, Kamis (18/10/2018)
Pengiat ekonomi kreatif Tangerang yang mewakili Kabupaten Tangerang, Agus Hasanudin mengungkapkan, ditampilkannya topi bambu di acara tersebut merupakan inisiasi dari pelaku usaha ekonomi kreatif di Tangerang.
Acara tersebut, kata Agus, digelar di Garuda Wisnu Kencana, Bali, pada tanggal 18-21 Oktober yang dibuka langsung oleh Presiden Joko wododo.
"Kabupaten Tangerang menciptakan Inovasi Perkembangan Desa di Tangerang melalui PIN DesKes (Pekan Inovasi Desa Dan Kelurahan) yang diwakili oleh saya bersama DPMPD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa) Kabupaten Tangerang," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/8/2018)
Menurut Agus, produk topi bambu memberikan dampak bagi pembangunan ekonomi masyarakat desa, dan mendapatkan dukungan dari banyak kalangan termasuk Pemerintah Daerah.
"Pemerintah dan masyarakat sangat antusias menyambut topi bambu ini, karena menampilkan produk kreatif dari topi menjadi kopiah, sajadah, tas, dompet memberikan dampak membangun ekonomi masyarakat desa," ujarnya.
#GOOGLE_ADS#
Setelah diperkenalkan dan mendapatkan pesanan dari KPU Kabupaten Tangerang pada perhelatan Pilkada kemarin, beber Agus, kopiah bambu juga diminati oleh konsumen dari mancanegara seperti Malaysia.
"Topi bambu selalu menjadi produk bernilai jual tinggi dan diminati oleh konsumen mancanegara seperti Malaysia. Bahkan topi bambu juga dilirik oleh ahli disainer dari Jepang," ungkapnya.
Lanjut Agus, topi anyaman dari bambu ini juga disukai oleh warga Jepang. “Di Jepang, banyak yang suka. Kita sudah beberapa kali mengirim ke sana,” imbuhnya.
Saat ini, ungkap Agus, populasi perajin topi bambu yang sampai masih eksis tersebar di wilayah Kecamatan Jambe, Cisoka, Pasar Kemis dan sekitarnya.
Terbentukna komunitas topi bambu ini sendiri, kata Agus, karena ingin menyelamatkan salah satu ikon Kabupaten Tangerang. Terlebih, topi bambu ini sendiri menjadi simbol atau ciri khas Kabupaten Tangerang.
“Topi bambu ini menjadi salah satu lambang di logo Kabupaten Tangerang. makanya, ini harus tetap dilestarikan. Jangan sampai hilang,” tandasnya.
Diketahui, sebagai upaya regenerasi untuk menjaga kelestarian kerajinan topi bambu ini, berbagai kegiatan pun dilakukan oleh Agus dan komunitasnya, seperti memberikan pelatihan atau workshop kepada anak-anak sekolah.
Karena kiprahnya, Agus pernah mendapatkan penghargaan dari Musium Rekor Indonesia (MURI), sebagai pembuat topi bambu terbesar.(RMI/HRU)