TANGERANGNEWS.com-Koperasi syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menggelar rapat anggota tahunan (RAT) 2019 di The Spring Club, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/1/2020).
Kopsyah yang telah berusia 17 tahun, dengan operasional 7 tahun itu mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Bahkan, Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (UKM) Teten Masduki menyebut, Kopsyah BMI salah satu koperasi terbaik di Indonesia.
"Dalam waktu yang pendek, Kopsyah BMI ini bisa tumbuh demikian pesat. Tadi kita lihat hasil pertumbuhan koperasinya. Kalau kita bandingkan, sekarang ini pertumbuhan ekonomi nasional kita kan 5 persen. 5 persen itu sudah lebih hebat dibadingkan negara-negara tetangga lain yang di bawah itu, karena ekonomi dunia sedang lesu dan berimbas ke kita," ungkap Teten dalam sambutannya di RAT Kopsyah BMI tersebut.
Kopsyah BMI mencatatkan pertumbuhan kinerja, diantaranya kenaikan modal dari 186,9 miliar menjadi 230 miliar, atau tumbuh 23,1 persen. Kenaikan aset dari 499,3 miliar menjadi 620 miliar, atau naik 22,1 miliar.
#GOOGLE_ADS#
Pertumbuhan juga terlihat dari kenaikan omzet dari 688,1 miliar menjadi 840 miliar (22,1 persen). Demikian juga dengan simpanan darj 203,3 miliar menjadi 253 miliar (24,7 persen).
Piutang juga meningkat drastis dari 340,2 miliar menjadi 431 miliar (26,7 persen). Karyawan bertambah dari 686 orang menjadi 761 orang (10,9 persen), dengan pertambahan anggota sebesar 12,6 persen, yakni dari 144.545 orang menjadi 162.763 orang.
Selain itu, pada tahun sebelumnya, Kopsyah BMI juga meluncurkan koperasi konsumen yang kini telah memiliki modal 8,3 miliar, aset 19,3 miliar, omzet 20,8 miliar dengan karyawan 100 orang dan anggota 78.793 orang.
"Itulah kenapa saya datang ke sini, di rapat anggota ini, karena saya mengapresiasi (kinerja) koperasi ini (Kopsyah BMI)," imbuhnya.
Teten mengakui merasa senang atas pencapaian Kopsyah BMI yang dinakhodai Kamaruddin Batubara selaku Presiden Direktur. Sebab, menurut penilaiannya, rata-rata kinerja koperasi di Indonesia tidak baik.
"Saya kemana-mana, reputasinya (koperasi) tidak baik. Jadi kita perlu memperbaiki image, citra koperasi. Ini penting. Kita perlu re-branding, salah satunya kita munculkan koperasi-koperasi yang terbaik ini," tuturnya.
Sementara, Kamaruddin Batubara yang berhasil menakhodai koperasi yang awalnya bernama Lembaga Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM) itu menegaskan, koperasi adalah jawaban untuk perekonomian di Indonesia.
"Sudah saatnya kita warga Indonesia mengelola bisnis dengan badan hukum koperasi. Karena koperasi itu semangatnya gotong royong dan kekeluargaan. Jika kita kelola profesional, banyak hal uang bisa kita lakukan. Contohnya kami dengan hanya seratus ribu per orang, kami sudah punya empat toko bangunan, minimarket, grosir dan kafe dan tidak ada penguasaan individu," kata Kamaruddin.
Pada RAT itu, Kopsyah BMI juga meluncurkan rencana BMI center. Diatas lahan 20 hektare di Desa Caringin, Kecamatan Cisoka itu rencananya akan menjadi pusat aktivitas BMI. Berbagai fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, serta fasilitas pendukung lainnya akan dibangun di lokasi tersebut.
Juga turut diluncurkan buku Panduan Simpan, Pinjam dan Pembiayaan Model BMI Syariah. Buku tersebut ditulis Kamaruddin Batubara dengan editor para pakar seperti Bagus WD Wicaksono, Hendri Tanjung dan Andini Ekasari.(RMI/HRU)