TANGERANGNEWS.com-Pedagang dan pengelola bongkar muat di Pasar Tradisional Curug, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan listrik yang sering korslet.
Pasalnya, selain merugikan karena menganggu aktivitas jual beli, pedagang merasa khawatir lantaran korsleting itu kerap menyebabkan kebakaran.
Domi, Kepala Pengelola Bongkar Muat Pasar Tradisional Curug mengatakan, pengelola listrik di Pasar Tradisional Curug tidak pernah melakukan pemeliharaan. Akibatnya sering terjadi korsleting listrik. Bahkan, terakhir kali sempat terjadi kebakaran.
"Dalam waktu setahun yaitu tahun 2022 sempat tiga kali terjadi kebakaran karena kosleting listrik. Pemeliharaannya tidak ada, pedagang cuma ditarikin iuran saja, " kata Domi kepada Senin 3 April 2023.
Menurut Domi, seringnya kebarakan karena pihak pengelola listrik sama sekali tidak pernah melakukan pengontrolan.
Bahkan, ketika kios-kios yang ada di pasar listriknya padam, tidak ada pertanggung jawaban sama sekali dari pihak pengelola.
"Yang padam banyak tapi didiamkan saja. Pengelolanya tidak pernah kontrol, bahkan tidak ada yang stand by di pasar," katanya.
Selain itu, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) disekitar pasar juga padam. Ada sekitar 12 titik yang mati.
Para pedagang merasa risih, karena wilayah yang gelap dianggap dapat mengundang terjadinya tindak kriminalitas.
"Lampu PJU sekitar pasar saja tidak hidup. Khawatir terjadi tindak kriminalitas, kalau didiamkan saja," katanya.
Domi menduga pengelola listrik melakukan kecurangan. Dimana, listrik dengan daya 450 watt itu harga per KWH hanya Rp500, tetapi dinaikan menjadi Rp1.379.
Menurut Domi, pengelola listrik bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp21 juta setiap bulannya, dengan melakukan kecurangan tersebut, dari 800 pedagang yang ada di Pasar Tradisional Curug.
"Listrik tidak ada perawatan sejak 2015. Pihak pengelola juga saya rasa melakukan kecurangan," katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang cabai, Samsuri menambahkan, pemeliharaan listrik di pasar curug terbilang kurang baik.
Karena, kerap kali terjadi korslet dan padamnya listrik, yang dianggap merugikan para pedagang.
"Kami harap, pemeliharaan listrik bisa lebih baik lagi, sehingga tidak terjadi korslet. Ini sangat berbahaya apabila dibiarkan begitu saja, bisa merugikan pedagang," katanya.