Reporter : Dira Derby
TANGERANG-Ferdinand Montororing Kuasa hukum empat orang tersangka dalam dugaan kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Izzun Nahdiyah seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah yang terjadi pada Sabtu (7/4/2012) lalu,menyatakan ada keanehan dalam penahanan yang dilakukan oleh petugas Polres Kabupaten Tangerang.
“Setelah kami mengajukan gugatan praperadilan. Keenam orang (tersangka) itu dipisahkan dari rumah tahanan di Jambe, Tangerang kini di polsek-polsek. Ada apa ini,” katanya.
Keenam tersangka itu, kata Ferdinand, diantaranya tersebar di Polsek Kelapa Dua, Polsek Balaraja, Polsek Cikupa dan Polsek Tigaraksa.
“Ini membuat saya capek, diskusi tentang hukum terus. Saya pikir mereka sedang membuat peta konflik. Saya sendiri jadi sulit menghubungi mereka. Ini seharusnya tidak terjadi pada tahanan kriminal murni, kecuali mereka adalah teroris, mereka pembuat makar. Ada apa ini, ” katanya.
Namun, seminggu lalu mereka sudah kembali ke rumah tahanan di Jambe. Tetapi, kata Ferdinand, para tersangka ini sudah seperti orang stress. “Ada ketakutan yang mereka lihat, ada teriak-teriak sendiri seperti orang stress,” katanya.
Selain itu, Ferdinan juga menyatakan, sepertinya polisi melakukan penahanan terhadap empat tersangka yang menjadi kliennya karena ingin terlihat berprestasi atau naik pangkat. “Ya ingin terlihat seperti itu, “ katanya.
Dirinya juga sempat mempertanyakan, kalau memang benar para tersangka melakukan pemerkosaan sebelum dibunuh apakah ada buktinya? “Mereka menjawab ada visum, lalu kenapa pada surat penahanan dan penangkapan tidak dimasukan, kenapa hanya pasal pembunuhan. Ini sudah jelas-jelas yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan hanya Oleng seorang
Tags