TANGERANG- Sosok AKBP Pamudji, mantan Kasat Lantas Polres Metro Tangerang dimata rekannya sebagai polisi yang bersikap tegas memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan
familier. Bahkan dia dikenal sebagai orang yang disipilin.
"Beliau polisi yang familier dan tanggung jawabnya tinggi dalam tugas,"ucap AKBP Gunawan yang menjabat Kasat Lantas Polres Metro Tangerang menggantikan Pamudji, hari ini.
"Pak Pamudji orangnya baik dan mudah bergaul dengan sesama polisi, bahkan dengan siapa pun, "ucap AKBP Gunawan.
Dengan gugurnya Pamudji, jajaran polisi merasa kehilangan sosok pimpinan yang tegas dan banyak ide baru dalam mengatasi kemacetan lalu-lintas.
AKBP Pamudji sebelum bertugas di Kadenma Polda Metro Jaya menjabat Kasatlantas Polres Metro Tangerang setahun lebih sejak 2013.
Sementara seorang PNS di lingkungan pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) di Polres Metro Tangerang Sumardi mengatakan, dirinya masih ingat sekali ketika Pamudji masih menjabata sebagai Kasat Lantas di Polres Tangerang. “Dia orangnya sangat disipilin, kalau pun harus menegur dengan kata-kata pilihan, dia orangnya sangat baik,” kenang Sumardi.
Sebelumnya pernah berbincang dengan Pamudji sekitar enam bulan lalu disaat dia terakhir menjabat Kasat Lantas di Polrestro Tangerang. Meski tahu akan dipindah tugas, dia masih sempat berpikir bagaiamana Kota Tangerang terbebas dari kemacetan.
Wartawan sempat terlibat pembicaraan yang serius tetapi santai di halaman Mapolrestro Tangerang. Pamudji ketika itu meminta saran kepada rekan-rekan wartawan mengenai cara menyelesaikan persoalan macet.
Ketika disarankan oleh wartawan tentang adanya kerjasama dengan Dishub Kota Tangerang dalam penanganan
CCTV yang sudah dipasang Dishub. Pamudji mengatakan, itu akan saya lakukan.
“Tentu itu akan saya lakukan, bagus itu untuk mengatur jumlah personel dan
traffight light,” terang polisi yang betubuh tambun itu.
Tewas
Peristiwa yang dialami AKBP Pamudji sungguh tragis. Dua luka tembakan bersarang di tubuhnya. Sempat muncul dugaan dia ditembak anak buahnya Brigadir Susanto. Muncul dugaan motif bunuh diri?
"Korban datang ke ruang piket Kayanma dan menegur Brigadir S, karena yang bersangkutan tidak berpakaian lengkap pada saat piket, kemudian Kayanma mengambil senjata Brigadir S dan memerintahkan yang bersangkutan untuk mencari tim piket lainnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Peristiwa tertembaknya Pamudji terjadi sekitar pukul 21.30 WIB, Selasa (18/3). Saat itu ada saksi Aiptu DM, yang baru saja pamit dari ruang piket mendengar suara dua kali tembakan. Tak lama, dia memanggil provost dan menemukan Susanto berlari keluar dari TKP.
Sambil berlari, Susanto berteriak Pamudji bunuh diri. Saksi dan petugas provost segera masuk ke dalam ruangan piket. Di sana, Pamudji sudah bersimbah darah dengan luka tembak di pelipis.
"Saksi melihat jenazah korban dan pistol tergeletak di sisi kanan jenasah korban. Kemudian terhadap Brigadir S dilakukan pengamanan dan saat ini yang bersangkutan sedang dalam pemeriksaan," jelas Rikwanto.
Susanto masih berstatus terperiksa. "Proses penyidikan sudah dilakukan," tutup Rikwanto.