TANGERANG-Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta lahan pertanian yang minim di Kota Tangerang, membuat pemerintah daerah setempat mencanangkan perkebunan vertikal (vertikultural).
Tujuannya agar dapat diterapkan di pemukiman yang memiliki pekarangan sempit.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Kota Tangerang yang memiliki luas 188 Km persegi masih kekurangan RTH, yakni hanya 11 persen. Untuk mencapai target 30 persen RTH sesuai amanat undang-undang, Pemkot Tangerang mencoba mendorong masyarakat mengoptimalkan lahan kosong menjadi perkebunan.
"Perkebunan ini biasa menjadi solusi alternatif, namun karena lahan pertanian bisa dikatakan hampir tidak ada, perkebunannya dibuat dengan konsep vertikultural. Jadi masyarakat bisa konsen memanfaatkan lahan terbatas," katanya usai mencanangkan program Tangerang berkebun di Komplek Mabes Polri, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, Jumat (21/3).
Menurut Arief, selain menambah RTH, perkebunan tersebut juga bisa mengurangi angka pengangguran, karena yang ditanam diperkebunan vertikal merupakan jenis tanaman holtikultura organik dan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis.
"Tiap satu lokasi perkebunan akan membutihkan tenaga kelompok tani yang berjumlah lima orang, belum lagi tenaga untuk packaging. Ini juga bisa membangun ketahanan pangan. Pemkot akan membantu bibit dan pupuknya," ujar Arief.
Dia berharap agar program ini tak hanya dilakukan di 13 Kecamatan Kota Tangerang, tapi di tiap Rukun Warga (RW). Pijaknya menargetkan pohon dan sayuran yang ditanam di perkebunan vertikal tersebut bisa mencapai 5000 per tahun.
"Dan ditargetkan 30 peraen RTH Kota Tangerang akan tercapai dalam waktu 5 tahun," pungkas Arief.
Sementra Kepala Dinas Pertanian Iis Aisyah Rodiyah mengatakan, lahan pertanian di Kota Tangerang hanya 5 persen atau sekitar 731 hektare, yang berupa tanaman padi dan sayuran. Pihaknya menyadari jika alih fungsi lahan tidak bisa dihindari, sehingga mengerakan anggota tani untuk mencanangkan program tersebut.
"Kita punya visi untuk mewujudkan pertanian perkotaan yang berdaya saing. Saat ini ada 50 anggota wanita tani yang mengolah lahan kosong menjadi perkebunan dan mengolah hasil perikanan dan ternak," ujarnya.
Disebutkan Iis, tiap wilayah kecamatan memiliki potensi perkebunan, namun berbeda komoditas. Untuk Kecamatan Karang Tengah, Ciledug, Larangan, Pinang dan Cipondoh potensial untuk tanaman hias, sedangkan Kecamatan Neglasari dan Periuk untuk tanaman padi dan holtikultura.