Rabu, 27 November 2024

Nasrudin Sempat Habiskan Waktu Bersama Istri

( / )

TANGERANGNEWS-Sri Murtati, istri Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, hadir sebagai saksi dalam sidang lima eksekutor yang menghabisi nyawa suaminya. Ia menceritakan hubungannya dengan Nasrudin menjelang ajal. Pertemuan terakhirnya dengan Nasrudin berlangsung di kediamannya Jalan Wijaya Kusuma Jatibening I, Pondok Gede, Bekasi, pada 9 Maret 2009. Keduanya menghabiskan waktu bersama selama tiga jam. "Kami membicarakan keluarga dan kebutuhan anak yang hendak memasuki kuliah," ujar Sri di PN Tangerang, Senin (14/09) siang. Pada 13 Maret, Sri juga sempat berkomunikasi dengan Nasrudin melalui telepon. Kala itu, Sri menagih janji Nasrudin untuk membelikan mobil anak mereka. Nasrudin setuju dan meminta Sri membantu anaknya membuat SIM. Pada 14 Maret pukul 09.00, Sri pun menemani anaknya ke kantor polisi untuk membuat SIM. Saat di kantor polisi, beberapa jam sebelum kematiannya, Nasrudin, menelepon anaknya menanyakan soal pembuatan SIM. Baru malam harinya ia mendapat kabar suaminya tertembak dan dirawat di RS Mayapada Tangerang. Ia pun bergegas ke rumah sakit sebelum dipindah ke RS Gatot Subroto. "Saya belum pernah melihat luka seperti itu, tubuhnya bengkak semua," ujarnya. Sejak 1999, Sri dan Nasrudin memang tak tinggal serumah lagi. Nasrudin memilih tinggal dengan istri keduanya, Irawati Arienda, di Tangerang. Namun, pasangan yang menikah pada 23 Desember 1990 di Ujung Pandang, itu masih menjalin komunikasi. Sementara mengenai Rani Juliani, Sri mengatakan, baru mendengarnya melalui media usai kematian suaminya. Sebanyak lima eksekutor terlibat dalam pembunuhan ini. Mereka adalah Edo, Daniel, Fransiskus, Hendrikus dan Heri Santosa. Edo berperan sebagai pemberi order, Hendrikus sebagai penerima order, Fransiskus sebagai pemantau keadaan saat penembakan serta observasi kegiatan korban, Daniel sebagai penembak, dan Heri sebagai pengendara sepeda motor penembak. Kasus pembunuhan ini juga menyeret sejumlah nama pejabat seperti Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Antasari Azhar, mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizar, dan dua pengusaha papan atas yaitu Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan. Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2009. Ia tewas 22 jam kemudian dengan dua peluru bersarang di kepalanya. (Rangga)
Tags