Menurut pria yang bekerja sebagai potong ayam di Pasar Ramadani ini, pertistiwa itu terjadi saat perabot rumahnya di keluarkan petugas Satpol PP dan PT KAI yang berjumlah sekitar 10 orang. Namun ketika itu dia sedang bekerja di Pasar. Hanya istrinya yang berada di rumah. Saat mendapat kabar rumahnya akan dibongkar, dia langsung pulang.
“Lalu saya masuk ke kamar, kondisnya sudah acak-acakan. Uang saya yang berada di dalam kardus yang disimpan di bawah kasur sudah hilang,” katanya.
Dia menduga, uang tersebut diambil oleh petugas yang masuk ke dalam rumahnya. Pasalnya, mereka hanya masuk membuka kasur tapi tidak dibawa ke luar. “Kenapa cuma diacak-acak. PAsti ada yang ngambil,” tukasnya.
Menurutnya, uang yang dikumpulkannya puluhan tahun itu rencananya digunakan untuk pindah rumah. “Saya pasti pindah, saya sudah punya yang. Tapi malah hilang,” jelasnya.
Sementara istrinya, Anis justru mengaku tidak tahu jika suaminya menyimpan uang Rp42 juta. Karena itu dia membiarkan petugas masuk ke rumahnya mengeluarkan perabotan. “Saya cuma ngawasin dari luar aja, karena nggak tahu ada uang,” katanya.
Pihkanya pun meminta agar uangnya dikembalikan, jika tidak dia tidak akan pindah dari rumahnya tersebut. Sahroni juga siap melawan petugas yang melakukan pembongkaran paksa.
Sahroni sempat melaporkan kehilangan itu ke petugas polisi yang berada di lokasi. Petugas memintanya untuk membuat laporan ke Polsek Tangerang.