TANGERANGNEWS-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengaku kesulitan meminta lahan fasos fasum terhadap perumahan atau pengembang yang hingga kini tak juga menyerahkan lahan fasos fasum. Berdasarkan data Dinas Tata Kota Tangerang, jumlah pengembang di wilayah itu berjumlah sebanyak 131, namun hingga kini baru 27 pengembang yang menyerahkan lahan tersebut.
Kepala Bidang Informasi dan Penyelesaian Sengketa Tanah Fasos Fasum Dinas Tata Kota Tangerang Herawan mengatakan, pengembang nakal saat ini semakin marak. Mulai dari pengembang kecil hingga besar.
“Mereka umumnya menyalahi dengan cara membuat siteplan parsial, ini jelas menyalahi tetapi mereka tetap saja berjalan seperti tidak ada salah,” ujar Herawan siang ini saat menemui masyarakat di Kecamatan Priuk, yang sedang ada konflik menuntut lahan fasos fasum di tiga perumahan yakni Villa Tangerang Regency, Villa Tangerang Indah dan Griya Sangiang Mas yang berubah peruntukan.
Dirinya mengatakan pengembang seperti itu, sangat menyulitkan Pemkot Tangerang. Contohnya, kata dia, mereka awalnya, mengaku hanya akan membuat cluster A, kemudian cluster A sudah selesai, mereka membuat cluster B. Setelah itu, mereka membangun cluster C. “Terus saja mereka asik membangun, sementara fasos fasumnya tidak diserahkan. Padahal menurut aturan mereka seharusnya menyerahkan paling lambat enam bulan setelah bangunan itu selesai, kalau begitu terus kapan ada fasos fasum yang diserahkan. Ini lah akan-akalan mereka,” tegasnya.
Seharusnya, kata dia, pengembang menyepakati perjanjian awal saat mereka meminta izin, yakni menyerahkan lahan 40% meski pun mereka akan membangun lagi nanti. Terpenting dari itu semua adalah pengembang harus konsisten ketika akan membangun. “Buatkan semacam siteplan mini untuk membangun secara keseluruhan, jangan parsial,” tegasnya.
Ditanya apakah pengambang tidak pernah dipanggil. Dirinya menjawab, sudah beberapa kali pihaknya memanggil tetapi yang datang selalu yang tidak berkompeten. “Ini terjadi mulai dari pengambang kecil seperti di sini (ditiga perumahan diatas ) hingga perumahan elite seperti Modernland. Bayangkan saja, kasus Modernland luas lapangan golf mencapai 60 hektare, hingga kini mereka belum memenuhi fasos fasum yang 40% itu,” jelasnya.
Kemarin pagi puluhan warga dari ditiga perumahan menemui Camat Priuk, Kota Tangerang Engkos Zarkasyia. Warga bingung, fasos fasum yang dijanjikan pengembang untuk lahan bermain kini tidak ada. Camat setempat mengaku dirinya baru menjabat sehingga meminta warga untuk mengerti persoalan itu.
“Kami minta sebelum camat ganti lagi fasos fasum segera diberikan kepada kami, sebab karena tidak ada resapan air wilayah ini menjadi banjir,” ujar Ketua RT 02/07 Perumahan Griya Sangiang Mas. Dirinya memastikan dampak dari banyaknya lokasi fasos fasum yang hilang telah menyebabkan lima perumahan banjir. “Tiga diantaranya, warga perumahan yang demo ini,” tandasnya.
(ganyong)
Tags