TANGERANGNews.com-Pemerintah Kota Tangerang dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) diminta mengebut proses pembebasan lahan Tol Kunciran-Bandara. Pasalnya, progres pembebasan yang dilakukan sejak 2012 ini berjalan lambat.
Saat ini, progress pengadaan tanah hanya mencapai 26,1%. Padahal, proyek Tol sepanjang 14,18 kilometer ini masuk dalam proyek JORR 2, yang meruipakan salah satu proyek strategis nasional yang dijadikan prioritas Presiden Jokowi.
Ahli dibidang infrastruktur, Danang Parikesit mengatakan, cepat atau lambatnya pembebasan lahan erat kaitannya dengan kemampuan Pemda dan BPN dalam menyelesaikan prosesnya.
Menurutnya, ada dua resiko yang harus diperhatikan investor dalam pembangunan jalan tol di Indonesia yakni akuisisi lahan dan pelaksanaan konstruksi.
“Keduanya, masih menjadi kendala yang menghantui pengembang jalan tol meskipun pemerintah telah memberikan payung hukum untuk meminimalkan dua resiko tersebut," katanya, Senin (13/3/2017).
Menurut Danang, instrumen regulasi untuk penyediaan lahan bagi infrastruktur sebenarnya sudah cukup, faktanya di Jawa yang penduduknya padat prosentase lahan yang dibebaskan jauh lebih besar dibandingkan yang tidak bebas.
"Persoalannya lebih kepada keahlian petugas pengadaan lahan dan komitmen penuh dari pemerintah daerah. Kalau Bupati/ Wali Kota berkerjanya setengah hati tentunya akan sulit proses pembebasan lahannya," ujar dia.
Seharusnya, ruas tol yang lokasinya terkendala pembebasan lahan berkaca dengan daerah lain yang proses pembebasan lahannya berjalan lebih cepat, apalagi kalau masyarakatnya sudah bersedia untuk pindah.
“Patut juga diingat untuk pembebasan lahan sesuai peraturan melibatkan apraisal independen untuk menentapkan harga tanah yang mengacu kepada peraturan yang berlaku sehingga pemilik tanaakan tetap diuntungkan,” jelasnya
Sementara Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menegaskan, pekerjaan fisik baru dapat dimulai apabila lahan yang ada di seksi IV sudah tersedia lebih 50%. Jalan tol Kunciran - Bandara diharapkan tersedia lahan yang sangat besar yang dibagi ke dalam empat seksi pekerjaan.
Untuk Seksi I meliputi Kunciran, Pakojan, Cipete. Seksi II meliputi Cipete, Poris Plawad Indah, Buaran Indah, Tanah Tinggi. Seksi III yakni Tanah Tinggi, Batusari, Batujaya, Belendung, Pajang, Jurumudi, serta Seksi IV Jurumudi dan Benda.
Jalan yang akan melintasi 12 kelurahan di lima kecamatan di Kota Tangerang ini membutuhkan sebanyak 2.497 bidang tanah dengan luas total lahan yakni 1.226,965 meter persegi.
"Kami berharap Pemkot Tangerang dan BPN dapat mendukung percepatan pembebasan pada segmen-segmen yang menjadi prioritas sehingga pembangunan konstruksi proyek ini dapat segera dimulai," ujar Herry.
Jalan tol ini nantinya merupakan jalur alternatif menuju bandara Soekarno Hatta sebagian akan dibangun melayang (elevated), serta sebagian lagi di bawah untuk mengurai kepadatan lalu-lintas di Kota Tangerang, terutama jalan yang menuju Bandara Soekarno Hatta.