TANGERANGNEWS.com-Jabatan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pemuda Kelas IIA Tangerang dirotasi. Marlik Subiyanto menyerahkan jabatan ini kepada Jumadi.
Keduanya telah menjalani proses pisah sambut yang berlangsung di aula LP Pemuda Kelas IIA Tangerang, Senin (3/9/2018).
Dalam kesempatan itu, Marlik meminta kepada Jumadi, agar memperketat pengamanan dan pengawasan di LP Pemuda Kelas IIA Tangerang tersebut.
Sebab, kata dia, 70 persen narapidana yang menghuni di LP Pemuda Kelas IIA Tangerang menjalani hukuman karena terjerat kasus narkoba.
"Napi disini sekitar 70 persen dari kasus narkoba. Nah ini perlu diantisipasi, diwaspadai supaya penjagaan lebih diperketat," katanya.
Pengetatan pengawasan itu, lanjut Marlik, harus dilakukan terhadap pembesuk maupun petugas dan napi itu sendiri.
"Harus diperketat, petugas juga barangkali ada oknumnya tapi Insyaallah selama saya menjabat petugas bisa menjaga dan kooperatif," tuturnya.
#GOOGLE_ADS#
Untuk mengantisipasi hal ini, kata dia, harus ada sinergi antara LP Pemuda Klas IIA Tangerang dengan instansi terkait. menurutnya, selama ia menjabat, hal ini telah diimplementasikan.
"Karena mereka ada pengedar, ada pemakai, ada bandar. Kalau orang pemakai biasanya ketagihan. Kalau enggak ada barang kan sakau. Makanya ada rehab dengan GP Ansor supaya jiwa rohaninya terisi," bebernya.
Jumadi pun menanggapi catatan penting tersebut. Menurutnya, ia akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan di LP Pemuda Kelas IIA Tangerang ini.
"Tentunya hal yang telah dilakukan sudah bagus. Kerjasama mengenai rehab kita akan lanjutkan. Semuanya kita lanjutkan dan mungkin kita tambah programnya untuk pembinaan itu," katanya.
Jumadi juga mengatakan tidak butuh waktu lama untuk dirinya beradaptasi dalam memimpin Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang.
Ia juga berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba di lingkungan lapas. Bahkan ia akan menindak tegas jika ada petugas maupun narapidana dan pembesuk kedapatan membawa narkoba.
"Kita orang baru pasti akan melihat, memetakan dahulu. Kira-kira dimana sih kamar yang rawan. Memang komitmen kita bagaimana peredaran dan penggunaan itu tidak ada di lapas. Tapi itu perlu waktu dan bekerja keras," tukasnya.(RMI/HRU)