TANGERANGNEWS.com-Warga Kota Tangerang geram dengan eksistensi truk tanah atau kendaraan berat yang disebut "Transformers" lantaran kerap menyebabkan kecelakaan hingga jatuhnya korban.
Merka pun melakukan aksi sweeping di dua titik jalan yang dilintasi kendaraan berat tersebut, Selasa (7/5/2019).
Berdasarkan pantauan TangerangNews, aksi warga berlangsung di Pasar Kebon Besar Batuceper dan Pintu Air Jurumudi.
Para warga tampak berorasi sambil membentangkan poster atau kardus bertuliskan kekesalannya terhadap truk tanah.
Mereka juga tampak memberhentikan truk tanah yang melintas di dua lokasi itu secara paksa. Aksi ini dikawal petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Koordinator Aksi di Pasar Kebon Besar, San Rodi mengatakan, warga merasa dirugikan dengan aktivitas truk tanah. Pasalnya, lalu lalang truk mengakibatkan lingkungan tercemar dan membahayakan pengendara.
"Ketika kendaraan ini lalu lalang sangat kotor dan berdebu. Kalau hujan sering kecelakaan. Motor jatuh bahkan memakan korban jiwa," ujar San Rodi saat ditemui di Pasar Kebon Besar.
#GOOGLE_ADS#
Selain itu, menurut dia, truk tanah yang melintas di siang hari melanggar Peraturan Wali Kota (Perwal) Tangerang No 30/2012 tentang Operasional Truk Tanah yang hanya memperbolehkan Transformers ini melintas pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB.
"Kami minta kepada truk besar ini tidak lagi melintasi jalan ini di siang hari sampai malam," jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Aksi di Jurumudi Mubarok mengungkapkan, para warga mendukung implementasi Perwal tersebut.
Ia juga mendorong petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk gencar melakukan sosialisasi dan penindakan kepada truk tanah sehingga terhindar dari aktivitas Transformers ini.
"Kita mendukung terkait Perwal itu, agar petugas tidak diem. Harus dilakukan langkah selanjutnya sehingga diberikan sanksi. Intinya kami sangat menolak lintasan ini untuk Transformers," paparnya.
Menurutnya, truk tanah yang melintas di kawasan tersebut membawa bahan baku tanah untuk pembangunan proyek di Bandara Soekarno-Hatta dan Pantai Indah Kapuk (PIK).
"Berdasarkan hasil di lapangan, sopir-sopir truk mengaku membawa tanah untuk proyek-proyek di bandara dan PIK," tukasnya.(RAZ/HRU)