Sabtu, 23 November 2024

UMT Launching Dua Buku Karya Mahasiswa & Dosen

Flayer Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) melaunching sekaligus bedah buku berjudul “Generasi New Normal” dan “Perempuan dalam Bingkai Media”, Minggu 11 Juli 2021.(@TangerangNews / Rangga A Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) melaunching sekaligus bedah buku berjudul “Generasi New Normal” dan “Perempuan dalam Bingkai Media”, melalui diskusi virtual, Minggu 11 Juli 2021.

Dua buku ini merupakan gabungan dari tulisan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMT pada mata kuliah Creative Writing, dengan editor naskah Korry El Yana.

Rektor UMT Ahmad Amrullah sebagai keynote speaker sekaligus pembuka launching mengatakan kegiatan tersebut merupakan langkah kreatif yang diambil oleh seorang dosen karena di saat pandemi, dosen harus selalu melakukan terobosan terhadap sistem pembelajaran secara daring.

#GOOGLE_ADS#

“Pandemi bukan halangan untuk orang menjadi kreatif,” ujar Amrullah. Berkaitan dengan buku Generasi New Normal, Amrullah memandang generasi saat ini akan berbeda dari sebelumnya.

“Kalau disuruh berdampingan dengan Covid rasanya tidak adil, karena manusia kelihatan, sedangkan covid tidak terlihat. Oleh sebab itu mau tidak mau, generasi saat ini dipaksa hidup dengan digital, seperti pertemuan kali ini denngan cara virtual,” jelasnya.

#GOOGLE_ADS#

Selain itu terkait Perempuan dalam Bingkai Media, Anisa Nastiti, CEO TMcompany.co menyampaikan perempuan harus berprestasi. Dengan prestasi, perempuan bisa bersaing secara adil dengan laki-laki, bukan mengandalkan sensasi.

“Dalam konteks dunia kerja, saya mengalaminya sendiri bagaimana saya seorang perempuan selalu berkompetisi dengan laki-laki. Dengan kemampuan dan kerja keras saya yakin perempuan pasti bisa berprestasi” kata perempuan yang lebih akrab dipanggil Icha ini.

#GOOGLE_ADS#

Korry El Yana, editor buku tersebut, juga mengatakan bahwa perempuan harus mempunyai literasi mengenai bagaimana media membingkai berita-berita mengenai perempuan. Jangan malah ikut berperan untuk menyudutkan perempuan lainnya.

“Misalnya, perempuan menjadi korban kekerasan seksual, diberitakan dengan diksi gara-gara berpakaian seksi, digilir, akibat berdandan terlalu menor dan lainnya. Hal tersebut membuat perempuan seolah-oleh menjadi pihak yang bersalah,” tegasnya.

Dosen Ilmu Komunikasi ini juga menambahkan, setelah diberitakan korban biasanya mendapatkan cyber bullying dari kolom komentar. Kemudian dari lingkungan tempat tinggal, orang-orang terdekat juga menganggap bahwa korban yang salah.

#GOOGLE_ADS#

"Korban ini menjadi korban untuk kedua kalinya, si pelaku kejahatan malah terlupakan,”.ujarnya.

Berdasarkan penelitian Komnas Perempuan di Tahun 2016, diksi, konten, gambar, narasumber, dan framing pemberitaan online terkait perempuan kerap ditampilkan secara seksis (direndahkan) dan misoginis bahkan sensasional. Selain itu dibuat clickbait terutama di media online. Akibatnya, korban kekerasan seksual yang diberitakan media memicu trauma yang mendalam setelahnya.

Tags Berita Kota Tangerang Kota Tangerang Mahasiswa Tangerang Universitas Muhamadiyah Tangerang