TANGERANGNEWS.com-Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mendukung langkah Pemerintah Kota Tangerang, Banten, yang ingin menambah jumlah SMP yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas meski ada 66 siswa yang positif Covid-19 di sejumlah sekolah yang telah menggelar PTM sebelumnya.
Menurut Pandu, langkah Pemkot Tangerang tersebut sudah tepat. Dia mendorong agar Pemkot Tangerang melakukan penambahan jumlah SMP yang menggelar PTM.
Pandu berpendapat bahwa adanya temuan murid dan guru yang terpapar di sejumlah SMP di Kota Tangerang bukanlah klaster Covid-19. Menurutnya, sumber penularan Covid-19 di antara siswa SMP berasal dari luar sekolah, seperti keluarga atau tempat lain. "Pengaruh terbesar itu dari masyarakat ke sekolah. Tapi dari sekolah ke masyarakat kecil kemungkinannya," ujar Pandu, Jumat 8 Oktober 2021.
#GOOGLE_ADS#
Penambahan jumlah SMP yang menggelar PTM, menurut Pandu, dapat tetap dilakukan karena pihak Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan standar operasi prosedur PTM dengan baik yang dapat dijadikan acuan sekolah-sekolah di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Kota Tangerang dr Dini Anggraeni juga menyatakan bahwa dari hasil temuan Dinkes kasus konfirmasi positif ini dipastikan bukan klaster PTM terbatas. Sebab, yang ditemukan hanya satu kasus dalam satu kelas atau satu kasus dalam satu sekolah.
“Bahkan, hasil tracing kontak erat hingga 2 Oktober hanya ditemukan lima kasus. Tiga merupakan kontak erat keluarga dan dua kontak erat sekolah. Namun, itu semua dari alur tracing atau kontak erat yang berbeda-beda, tidak dalam satu jaringan kontak erat,” jelasnya.