Senin, 25 November 2024

Capaian Kinerja Makro Pemerintah Kota Tangerang

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin.(@TangerangNews / Istimewa)

Capaian kinerja makro merupakan capaian kinerja yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah secara umum. Capaian kinerja makro dihasilkan dari berbagai program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Tangerang, pemerintah pusat, swasta dan pihak – pihak lain dalam pembangunan nasional. Sebagai gambaran perkembangan indikator kinerja makro tahun 2020-2021 sebagai berikut :

Perkembangan Indikator Kinerja Makro Kota Tangerang

Tahun 2020-2021

a. Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan  daya beli masyarakat merupakan program utama yang menjadi bagian dari pelaksanaan misi pembangunan daerah Kota Tangerang. Melalui pembangunan bidang ini, peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai meningkatnya kualitas sumber daya manusia, terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terpenuhinya kebutuhan pokok minimal dan kebutuhan dasar lainnya secara layak, serta meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat harus dapat diwujudkan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung secara komposit berdasarkan tiga indeks yang terdiri dari indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Perkembangan Komponen IPM Kota Tangerang Tahun 2017 – 2021

Sementara angka IPM Kota Tangerang dibandingkan dengan angka IPM nasional dan Provinsi Banten dapat dilihat dari grafik berikut :

Perkembangan IPM Kota Tangerang, Nasional dan Provinsi Banten

Tahun 2017-2021

 Sumber: BPS (data diolah)

Perkembangan IPM Kota Tangerang mengalami peningkatan dengan Laju pertumbuhan sebesar 0,31 poin dan nilai IPM Kota Tangerang selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan dengan Nasional dan Indonesia.

 

b. Angka Kemiskinan

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di manapun, termasuk Indonesia. Masalah mendasar (kemiskinan) tidak hanya menyangkut jumlah/persentase atau identifikasi penduduk miskin yang layak mendapat bantuan saja, juga menyangkut masalah definisi kemiskinan itu sendiri. Perbedaan definisi ini akan mengakibatkan perbedaan dalam mengukur tingkat kemiskinan dan perbedaan dalam persepsi atas hasil dan implementasinya.

Pemerintah Kota Tangerang melalui program kesehatan gratis, pendidikan, infrastruktur dan subsidi pangan tepat sasaran untuk mengentaskan kemiskinan bagi warga Kota Tangerang. Masyarakat dengan pendapatan sedikit diatas garis kemiskinan tidak tergolong miskin, tetapi sangat rentan terhadap kemiskinan biasanya hanya dengan sedikit goncangan masalah ekonomi mereka akan berubah menjadi miskin. Keadaan ini mengakibatkan banyak penduduk yang keluar masuk menjadi miskin.

Oleh karenanya program-program pro kemiskinan tidak hanya ditujukan untuk mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tetapi juga masyarakat yang rentan miskin yaitu masyarakat yang dengan mudah jatuh ke bawah garis kemiskinan.

c. Angka Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dihitung melalui rasio antara jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja. Penganggur terbuka terdiri dari mereka yang mencari pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik) dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan angkatan kerja terdiri dari penduduk usia kerja yaitu 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

Kondisi ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Tangerang pada periode Tahun 2017-2021 diuraikan sebagai berikut:

 

 Pada Tahun 2021, jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (jumlah pengangguran) di Kota Tangerang sebanyak 103.537 orang sedangkan jumlah angkatan kerjanya sebanyak 1.141.720 orang, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 9,07%. Hal ini mengartikan bahwa diantara 100 orang yang termasuk ke dalam angkatan kerja terdapat sekitar 9 orang yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Pada Tahun 2021, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Tangerang mengalami peningkatan yaitu dari 8,63% pada Tahun 2020 menjadi 9,07% pada Tahun 2021. Kondisi ini dipicu oleh terjadinya Pandemi Covid 19 dan resesi ekonomi yang melanda sejak Tahun 2020.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Pada Tahun 2021, Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang mencapai 3,70%. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah Indonesia termasuk Kota Tangerang. Perekonomian Kota Tangerang pada Tahun 2020 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini terlihat dari laju pertumbuhan PDRB ADHK Kota Tangerang Tahun 2020 sebesar -6,93, sedangkan periode Tahun 2016 sampai dengan 2017 pertumbuhannya diatas 5% dan periode Tahun 2018 sampai dengan 2019 pertumbuhan masih diatas 4%, Tahun 2021 mulai kembali pulih dengan nilai pertumbuhan positif.

 

Pertumbuhan ekonomi Tahun 2021 tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 11,59% disusul oleh lapangan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,64% dan tertinggi berikutnya adalah lapangan usaha Kontruksi sebesar 8,80%. Ada 3 (tiga) lapangan usaha ekonomi PDRB pada Tahun 2021 mengalami pertumbuhan negatif dan yang paling terendah adalah Jasa Perusahaan sebesar -1,26%. Penyebabnya adalah kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat akibat dari Pandemi Covid-19 belum 100% ditiadakan sehingga beberapa kegiatan yang masuk dalam kelompok lapangan usaha Jasa Perusahaan masih mengalami pelemahan aktifitas seperti penyewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya

 

Secara umum, pada Tahun 2017 pertumbuhan ekonominya cukup stabil terhadap gangguan/guncangan eksternal, baik dalam tataran global ataupun nasional. Pada Tahun 2019, di tengah masih melemahnya perekonomian global dan nasional, Kota Tangerang tetap dapat mempertahankan LPE-nya di atas 4%. Akan tetapi pada Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang menurun hingga nilai negatif leibh rendah dibanding penurunan Provinsi Banten dan Nasional sejalan dengan menurunnya pertumbuhan sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebagai sektor yang memberikan distribusi PDRB terbesar ke Tiga di Kota Tangerang turun hingga nilai negatif sebesar -45,61%. Lapangan Usaha transportasi merupakan sektor paling berdampak dengan adanya kebijakan pembatasan untuk menghadapi Covid-19. Ditahun 2021 laju pertumbuan Kota Tangerang kembali membaik seiring dengan membaiknya sektor transportasi dan pergudangan meningkat dengan angka petumbuhan positif sebesar 1,10%.

e. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk menentukan pendapatan rata-rata per orang untuk suatu daerah dan untuk mengevaluasi standar hidup dan kualitas hidup penduduk. Pendapatan per kapita untuk Kota Tangerang dihitung dengan membagi pendapatan Kota Tangerang yang dicerminkan pada PDRB Kota Tangerang dengan jumlah penduduknya umum disebut PDRB Perkapita.

 

PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per-jiwa atau satu orang penduduk yang dihitung berdasarkan harga pada Tahun penghitungan dengan mengesampingkan laju inflasi. 

Sedangkan PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan harga konstan menunjukkan pertumbuhan nyata ekonomi per-kapita penduduk dengan memperhitungkan angka inflasi. Perkembangan PDRB per Kapita Kota Tangerang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nilai PDRB ADHK Tahun 2021 mencapai Rp. 106,70 Triliun dan mengalami peningkatan Rp. 3,81 Trilun (laju pertumbuhan mencapai 3,70%) dari Tahun 2020 yang mencapai Rp. 102,89 Triliun. Realisasi Nilai PDRB ADHK Tahun 2021 yang mencapai Rp. 106,70 Triliun tersebut mencapai/sesuai target yang telah ditetapkan yaitu Rp. 106,18 Triliun - 107,22 Triliun, sehingga tingkat capaian kinerjanya adalah 100,00%. Seiring dengan peningkatan nilai PDRB ADHK, pada Tahun 2021, Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang mencapai 3,70% atau meningkat dari Tahun 2020 yang mengalami kontraksi -6,93% sebagai dampak Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian (resesi ekonomi) dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah Indonesiaasuk Kota Tangerang. Kondisi ini mengindikasikan proses pemulihan ekonomi telah terjadi walaupun Pandemi Covid-19 masih terjadi

Walaupun nilai PDRB mengalami peningkatan secara total keseluruhan, namun masih terdapat sektor perekonomian Tahun 2021 yang terdampak dan belum pulih akibat Pandemi Covid-19 diantaranya adalah sebagai berikut:

§ Industri Pengolahan.

§ Transportasi dan Pergudangan

§ Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

§ Jasa Perusahaan

§ Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

§ Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

§ Jasa Lainnya

Secara keseluruhan, perekonomian Tahun 2021 belum sepenuhnya pulih namun demikian dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Tahun 2021 yang positip 3,70% mengindikasikan proses pemulihan ekonomi mulai terjadi.

f. Ketimpangan Pendapatan (Gini Ratio)

Kondisi indeks gini Kota Tangerang dan Provinsi Banten pada periode Tahun 2017-2021 diuraikan sebagai berikut: 

Pada Tahun 2021, indeks gini (gini rasio) Kota Tangerang mengalami peningkatan yaitu dari 0,339 poin pada Tahun 2020 menjadi 0,343 poin pada Tahun 2021. Kondisi mencerminkan semakin memburuknya tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Kota Tangerang. Kondisi ini dipicu oleh terjadinya Pandemi Covid 19 dan resesi ekonomi yang melanda sejak Tahun 2020. Indeks gini Kota Tangerang Tahun 2021 tersebut juga mengandung arti bahwa ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Tangerang pada Tahun 2021 dikategorikan sebagai tingkat “ketimpangan sedang”.

Pada Tahun 2021, indeks gini (gini rasio) Kota Tangerang mencapai 0,343 poin lebih rendah dari Provinsi Banten yang mencapai 0,363 poin. Kondisi ini mencerminkan tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Kota Tangerang lebih baik dari Provinsi Banten.

Nilai Gini Rasio Kota Tangerang Tahun 2017-2021

 

Tags Arief R Wismansyah Kota Tangerang Wahidin Halim