TANGERANGNEWS.com-Hari ini, Rabu, 5 September 2022 kembali diperingati sebagai hari ulang tahun (HUT) TNI yang telah memasuki usia ke77. Dalam perjalanan panjangnya, berbagai momen perjuangan telah dilalui satuan militer milik republik Indonesia tersebut.
Salah satu peristiwa bersejarahnya, yakni peristiwa Lengkong di Tangerang. Namun, sebelum itu ada kisah lain terlebih dahulu, yaitu pembentukan akademi militer pertama kali di Tangerang.
Pembentukan akademi militer ini diprakasai oleh seorang Mayor muda bernama Daan Mogot. Dirinya yang sangat peduli terhadap nasib bangsa Indonesia dan berbekal pengalamannya saat menjadi pelatih tentara pembela tanah air (PETA) di Bali.
Kemudian memberanikan diri untuk mengemukakan gagasan pembentukan pendidikan perwira khususnya di Tangerang.
Dibantu oleh rekan-rekan sesama perwira dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) akhirnya pendidikan perwira khusus tersebut diberi nama akademi militer Tangerang.
Para perwira yang terlibat yakni Mayor Daan Mogot, Mayor Daan Yahya, Letkol Singgih, Letkol Suroto Kunto, Kapten Taswi, Kapten Kemal Idris, Lettu Sutopo, dan Lettu Subiyanto Joyohadikusumo.
Setelah itu, pembentukan akademi militer pun mulai diumumkan pada 10 November 1945. Ternyata berita pengumuman tersebut mendapat antusias dari masyarakat, sehingga banyak yang mulai mendaftar.
Berselang lima hari kemudian, tepatnya, 15 November 1945, bagi para pendaftar diwajibkan untuk hadir ke Jalan Prapatan 10, Jakarta, tepatnya di Asrama Mahasiswa Kedokteran, untuk mengikuti seleksi kesehatan, pengetahuan umum, dan serangkaian tes lainnya.
Tes tersebut dilakukan oleh TKR Jakarta. Sebab, secara organisasi, Akademi Militer Tangerang berada di bawah naungan Resimen IV Tangerang yang dipimpin oleh Letkol Singgih.
Setelah selesai melakukan proses seleksi, total ada sekitar 180 orang calon kadet angkatan pertama yang akan dididik menjadi perwira.
Mereka dilatih oleh sejumlah perwira dan bintara, seperti Kapten Taswin, Kapten Tommy Prawirasuta, Kapten Rukman, Kapten Kemal Idris, Kapten Jopie Bolang, Kapten Endjon Djajaroekmantara, Sersan Bahruddin, dan Sersan Sirodz.
Adanya akademi militer Tangerang ini bertujuan untuk membentuk komandan yang berjiwa patriotik, cakap, dan tegar. Tentunya, untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam mengenyam pendidikan, yakni kurang lebih enam bulan.
Nantinya para perwira yang telah selesai mengenyam pendidikan akan di tempatkan di Resimen V, di seluruh Divisi Siliwangi dan Inspektoran Infanteri di Yogyakarta.
Namun, asa tak sampai, akademi militer hanya seumur jagung. Lantaran meletusnya pertempuran Lengkong pada 25 Januari 1946 yang melibatkan para siswa dan pembina dari akademi militer Tangerang, termasuk sang pencetusnya, yakni Mayor Daan Mogot.
Dalam peristiwa tersebut diperkirakan sebanyak 37 taruna gugur dan 35 orang lainnya dijadikan tawanan. Semua pihak yang tewas dalam peristiwa Lengkong, termasuk Mayor Daan Mogot dikebumikan pada 29 Januari 1946, di kompleks markas Resimen IV Tangerang yang sekarang dikenal sebagai Makam Pahlawan Taruna di Jalan Daan Mogot.
Akibat peristiwa berdarah yang menewaskan Mayor Daan Mogot dan sebagian siswa lainnya, kemudian Akademi Militer Tangerang secara resmi ditutup pada 22 Maret 1946.